“Semakin merasa tahu banyak hal, semakin saya tidak tahu apa-apa"
-Socrates-
Dalam salah satu artikel yang pernah saya posting, saya pernah menulis tentang “tidak ‘normal’ bukanlah kesalahan” yang bisa dilihat di sini. Dalam artikel tersebut kita bisa melihat bahwa menjadi berbeda itu tidak buruk, bahkan berbeda adalah aset. “Berbeda” sebagai aset erat kaitannya dengan kreativitas. Orang-orang yang kreatif selalu memiliki ide-ide dan terobosan baru karena cara berpikirnya yang berbeda dengan kebanyakan orang dan disitulah “nilai jual” mereka. Akan tetapi, seringkali semakin dewasa usia seseorang dan semakin banyak pengetahuan yang ia dapat justru berbanding terbalik dengan tingkat kreativitas.
Di Amerika, pernah ada sebuah survei yang mengungkapkan kadar kreativitas seseorang berdasarkan tingkat usia. Menariknya, hasil dari survei tersebut justru menunjukkan bahwa tingkatan usia dengan kadar kreativitas tertinggi adalah anak-anak. Seperti inilah kadar kreativitas yang terungkap:
Anak usia 5 tahun: 95%
Anak usia 10 tahun: 60%
Dewasa (di atas usia 18 tahun): 2%
Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Apa yang menyebabkan anak-anak lebih kreatif daripada orang dewasa? Inilah beberapa hal yang membelenggu kreativitas orang dewasa
Hambatan yang dibuat oleh diri sendiri
Salah satu hambatannya sebenarnya ada di dalam diri kita sendiri. Kita seringkali cenderung mencari “aman” dan enggan mencoba hal-hal baru. Hambatan dalam diri orang dewasa juga salah satunya tidak berani bermimipi besar, kita sering merasa bermimpi hanyalah milik anak-anak sedangkan orang dewasa harus selalu realistis.
Takut dianggap bodoh