Lihat ke Halaman Asli

Ayah yang Romantis

Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar oleh pixabay.com/stocksnap

Apa itu romantis?

Menurut website KBBI.web.id romantis adalah bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan); bersifat mesra; mengasyikkan.

Kalau menurut ku agak sedikit berbeda. Romantis di mana bersifat perhatian untuk kebaikan dunia & akhirat. Tentu ada sifat berkasih sayang. Meskipun tidak terlalu dilihatkan. Saya merasa ini lah cara seorang ayah memberikan sifat romantis. Untuk keluarganya; istrinya, dan anak-anaknya.

Berperan sebagai kepala rumah tangga. Jika diibaratkan sekolah berarti beliau adalah kepala sekolah. Pemegang kekuasaan tertinggi & terpenting. Dibantu oleh ibu, yang menjalankan berbagai peran di rumah. Sebagai guru bisa. Sebagai TU bisa. Kalau ibu itu serbaguna. Apa saja bisa dilakukannya.

Tugas wajib seorang ayah harus lah mencari nafkah untuk penghidupan rumah tangganya. Kerja kerja bagai quda'. Eh tapi jangan seperti itu juga sih. Tetap ingat tempat pulang ke rumah. Bercengkrama dengan orang tersayang.

Tujuan termulia kepala rumah tangga & manajernya adalah bisa masuk surga sekeluarga. Bahagia dunia akhirat. Usaha apa yang bisa dilakukan? Tentu banyak cara. Tapi apakah bisa konsisten mengajak anggota keluarga pada kebaikan?

Ayah memang tugasnya bekerja. Romantis sekali jika bisa memperhatikan kebutuhan rumah tangga. Memijit istri, memberi hadiah ke istri, membantu urusan rumah tangga istri. Ayah yang romantis itu yang bersedia membantu. Bersedia melakukan pekerjaan ibu rumah tangga. Seperti mencuci piring, cuci baju, jemur baju, dll. Melakukan hal sendiri tanpa menyuruh istrinya. Tujuannya agar tidak memberatkan istri gitu. Misalnya buat kopi sendiri, mau goreng tempe sendiri. Hihi. Baiknya.

Ayah yang romantis juga perhatian ke anak-anaknya. Membangunkan solat tahajud, mengantarkan anak sekolah, menggoreng sosis untuk makan sahur. Dan masih banyak lainnya. Pantang malu untuk membantu anggota keluarga. Tak lupa berdoa pada waktu terkabulnya doa tanpa sepengetahuan istri & anak-anaknya.

Wahai kamu calon ayah/ yang telah menjadi ayah. Yuk bantu istrimu. Bantu anak-anak mu. Semoga bisa berbahagia di dunia & masuk surga sekeluarga. Aamiin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline