Lihat ke Halaman Asli

Mirna ZenaTuarita

Seorang nakama yang belajar menjadi penulis

Diabetes dan Obesitas Mengintai Masyarakat: Urgensi Regulasi Minuman Berpemanis

Diperbarui: 27 September 2022   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Rawpixel

Berawal dari kasus yang sedang viral di media sosial, yakni seorang konsumen Es Teh Indonesia mendapat somasi usai menulis protes di Twitter terkait kandungan gula dalam salah satu minuman yang ia beli. Konsumen tersebut mengungkapkan minuman tersebut terlalu manis seperti mengonsumsi gula 3 kg di dalam air.

Kejadian ini membuat banyak publik tersadar dan mulai khawatir akan kandungan gula di minuman berpemanis. Minuman teh, kopi, atau jus buah yang bisa membantu meningkatkan dalam memenuhi nutrisi tubuh ternyata tidak selamanya sehat. Hal ini ditentukan oleh kadar gula di dalam minuman tersebut.

Konsumsi gula yang berlebihan rentan menimbulkan berbagai bahaya kesehatan seperti obesitas, diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung koroner, kanker, osteoporosis, kerusakan gigi, penyakit hati berlemak non alkohol, serta masih banyak lagi penyakit yang ditimbulkan.

International Diabetes Federation (IDF) melaporkan pada tahun 2020 Indonesia menempati posisi ke-7 sebagai negara dengan pengidap diabetes tertinggi. Hal ini sejalan dengan laporan BPJS Kesehatan bahwa beban pengeluaran untuk penyakit tidak menular sudah semakin besar.

Konsumsi Minuman Berpemanis Berlebihan Bahaya Bagi Kesehatan

Sumber : Rawpixel

Minuman kekinian tengah digandrungi karena rasanya lezat dan nikmat, tetapi kandungan gulanya sangat tinggi. Minuman ini tidak hanya menggunakan gula alami tetapi juga gula tambahan seperti sukrosa, fruktosa, galaktosa, dan melezitosa.

Sebagai contohnya, 500 ml cup brown sugar boba milk dapat mengandung 92 g gula, yang mana tiga kali lebih banyak dibandingkan gula pada 320 ml kaleng Coca-Cola. Bila memesan minuman boba berukuran besar (946 ml) ditambah topping seperti jeli dan puding, maka kandungan gulanya akan semakin tinggi. Dimana 1 porsi minuman ini setara dengan 250% kebutuhan gula harian pria dan 384% kebutuhan wanita.

Makanan dan minuman yang tinggi gula dan kalori dapat memicu risiko obesitas dan diabetes. Selain itu, kandungan gula dan kalori yang tinggi pada minuman manis dapat meningkatkan faktor risiko jantung koroner dan asam urat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Safitri et al. di tahun 2021, Boba Milk Tea memiliki kalori lebih dari 300 Kkal dengan rata-rata kandungan sukrosa adalah 73,44%. Kalori ini hampir setara dengan 2 porsi nasi (1 porsi = 100g = 180 Kkal).

Jumlah ini melebihi saran dari World Health Organization (WHO) yang menyatakan bahwa batas asupan gula harian tidak boleh melebihi 10% dari total kalori. Sebagai contoh, jika asupan kalori per hari adalah 2000 Kkal maka asupan gula tidak boleh melebihi 200 kkal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline