Dewasa ini kentang tak hanya dikenal sebagai tumbuhan umbi umbian, tetapi dalam bahasa gaul kental memiliki akronim "KENA TANGGUNG" atau sering juga didefinisikan sebagai ungkapan olok-olokan untuk hal-hal yang kurang baik. Namun kali ini kita tidak akan membahas lebih lanjut mengenai akronim kentang, tetapi lebih pada ungkapan kentang yang sering difungsikan masyarakat untuk mendefinisikan keadaan ketidakmampuan atau kurang baik dalam situasi tertentu.
Sebenarnya jika mau menengok lebih jauh kentang bukanlah tumbuhan yang pantas untuk mendefinisikan sesuatu yang kita rasa payah atau kurang baik.
Hal ini karena kentang tidak selalu menjadi tumbuhan yang memiliki nilai jual rendah. Ketika ia diolah dan dikemas dengan lebih baik maka bisa dipastikan nilai jualnya pun akan ikut naik. Sejalan dengan peryataan tersebut kita bisa membandingkan harga kentang mentah di pasar dan di supermarket. Lalu bandingkan kentang mentah di supermarket dengan kentang yang sudah dikemas menjadi frozen food. Lalu bandingkan lagi kentang kemasan frozen food dengan kentang goreng yang disajikan di restoran ternama. Kalian akan menemui kesenjangan harga yang sangat berbeda kan.
Kentang yang dijual mentah di pasar akan mendapat nilai jual yang lebih rendah. Namun jika ia diproses dan dijual di restoran ternama maka nilai jualnya akan ikut naik. Sama hal nya dengan manusia, kita akan tumbuh beriringan dengan suatu proses kehidupan. Mungkin hari ini kita adalah kentang di pasar, namun ketika mau berusaha dan berproses kita akan menemui diri kita dalam keadaan yang lebih baik.
Setidaknya jika dirimu adalah kentang, pilihkah menjadilah kentang dengan nilai jual yang lebih tinggi dengan berusaha dan berproses.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H