Lihat ke Halaman Asli

mira ulfa

Mahasiswa kedokteran tingkat 2 FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kesehatan Mental Anak-Anak Palestina di Masa Gencatan Senjata

Diperbarui: 4 Desember 2023   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Anak adalah tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita bangsa. Anak memiliki peran strategis dalam menjamin eksistensi bangsa dan negara di masa mendatang. Agar mereka mampu memikul tanggung jawab itu, mereka perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun spiritual. Mereka perlu mendapatkan hak-haknya, perlu dilindungi, dan disejahterakan. Karenanya segala bentuk kekerasan pada anak perlu dicegah dan diatasi.

Anak-anak Palestina di daerah yang terkena dampak konflik konstan telah menghadapi tingkat trauma yang tinggi. Mereka telah disaksikan kekerasan, kehilangan orang yang dicintai, pengungsi, dan merasakan ketidakpastian hidup mereka sejak usia dini. Semua pengalaman ini secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar konflik bersenjata memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan stres pasca-trauma. Mereka mungkin mengalami mimpi buruk, kesulitan tidur, ketakutan yang berlebihan, penarikan diri sosial, dan penurunan kinerja akademik. Dalam jangka panjang, dampak ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan psikologis mereka.

Di tengah situasi konflik dan ketidakstabilan politik, anak-anak Palestina sering menghadapi tantangan dalam mengakses layanan kesehatan mental yang memadai. Faktor-faktor seperti pembatasan gerakan, kurangnya sumber daya, dan stigma terkait dengan masalah kesehatan mental menyulitkan upaya pemulihan mereka.

Kurangnya fasilitas kesehatan mental, terbatasnya jumlah profesional kesehatan mental, dan kurangnya dukungan psikososial yang memadai menambah kesulitan yang dihadapi anak-anak Palestina. Upaya yang berkelanjutan diperlukan untuk memperluas akses mereka terhadap layanan kesehatan mental yang berkualitas, pendidikan tentang kesehatan mental, dan dukungan yang sensitif terhadap konteks budaya mereka.

Untuk membantu anak-anak Palestina mengatasi trauma perang dan memulihkan kesehatan mental mereka, dibutuhkan langkah-langkah konkret dan dukungan berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

1. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental dan menghilangkan stigma yang terkait dengan masalah tersebut melalui pendidikan di sekolah dan masyarakat.

2. Peningkatan Akses: Membangun dan memperluas jaringan fasilitas kesehatan mental, serta melatih lebih banyak profesional kesehatan mental yang berkompeten dalam pekerjaan dengan anak-anak.

3. Dukungan Psikososial: Mengembangkan program dukungan psikososial yang mencakup konseling, terapi kelompok, aktivitas rekreasi, dan program pemulihan untuk membantu anak-anak mengatasi trauma dan membangun ketahanan mental.

4. Kolaborasi dan Bantuan Internasional: Memperkuat kerja sama internasional dan bantuan kemanusiaan untuk mendukung upaya pemulihan anak-anak Palestina dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk layanan kesehatan mental.

Anak-anak Palestina adalah aset berharga bagi masyarakat dan masa depan Palestina. Dengan memberikan perhatian yang tepat terhadap kesehatan mental mereka dan memperluas akses mereka terhadap layanan yang dibutuhkan. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, serta mengambil tindakan konkret untuk mengatasi tantangan kesehatan mental mereka, kita dapat membantu mereka membangun ketahanan, mengatasi trauma, dan mencapai potensi penuh mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline