Lihat ke Halaman Asli

Terimakasih Ibu

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam semakin larut

Dinginnya udara menembus dinding

Melewati celah fentilasi

Membangunkanku hingga kaupun terbangun

Tangisanku memecah kesunyian malam

kau menjagaku dalam gelap

menimangku hingga kembali terlelap

tiap malam tangisannku menjadi pengganggu tidurmu

namun kau mengerti

apakah itu tangisan dasar,

ketika aku mulai lapar

tangisan kemarahan,

ketika aku mulai risih

ataukah tangisan kesakitan,

karena semut menggigitku

Kau selalu mengerti

Bahkan hanya dengan isyarat

Kau menemaniku dengan damai

Dalam setiap hembusan nafas

Senyuman mu

Membuatku mengerti

Kau begitu menyayangiku

Dengan tulus

Bahkan disaat aku tertidur

Selalu kau bisikan kalimat syahdu

“Tidurlah yang nyenyak sayang, Ibu selalu di sini”

Kini aku semakin tumbuh

aku mulai mengerti tentang duniaku

kau mendidikku

membimbingku

seakan tak ingin yang lain menggangguku

Pagi, siang bahkan malam

Kesibukannmu bukan penghalang

Selau Kau luangkan waktu untuk selalu bersamaku

Setiap Hari, jam, bahkan detik

Aku tak bisa tanpa mu

Menginginkan kau selalu di sisi

Menemaniku hingga esok tak ada lagi

Kaulah IBU

Malaikat yang sangat berjasa

Hingga sekarang

Aku tumbuh menjadi anak yang berbakti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline