Malam semakin larut
Dinginnya udara menembus dinding
Melewati celah fentilasi
Membangunkanku hingga kaupun terbangun
Tangisanku memecah kesunyian malam
kau menjagaku dalam gelap
menimangku hingga kembali terlelap
tiap malam tangisannku menjadi pengganggu tidurmu
namun kau mengerti
apakah itu tangisan dasar,
ketika aku mulai lapar
tangisan kemarahan,
ketika aku mulai risih
ataukah tangisan kesakitan,
karena semut menggigitku
Kau selalu mengerti
Bahkan hanya dengan isyarat
Kau menemaniku dengan damai
Dalam setiap hembusan nafas
Senyuman mu
Membuatku mengerti
Kau begitu menyayangiku
Dengan tulus
Bahkan disaat aku tertidur
Selalu kau bisikan kalimat syahdu
“Tidurlah yang nyenyak sayang, Ibu selalu di sini”
Kini aku semakin tumbuh
aku mulai mengerti tentang duniaku
kau mendidikku
membimbingku
seakan tak ingin yang lain menggangguku
Pagi, siang bahkan malam
Kesibukannmu bukan penghalang
Selau Kau luangkan waktu untuk selalu bersamaku
Setiap Hari, jam, bahkan detik
Aku tak bisa tanpa mu
Menginginkan kau selalu di sisi
Menemaniku hingga esok tak ada lagi
Kaulah IBU
Malaikat yang sangat berjasa
Hingga sekarang
Aku tumbuh menjadi anak yang berbakti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H