Covid-19 menyebabkan segala aktivitas mulai terhambat. Berbagai kebijakan mulai diterapkan oleh pemerintah sebagai upaya untuk memotong rantai penyebaran Covid-19 ini. Salah satunya adalah Work From Home (Kuliah dari rumah), hanya saja masih ada segelintir pejuang rupiah yang harus melakukan aktivitas di luar rumah. Bekerja dari rumah adalah cara efektif untuk tetap beraktivitas meski hanya bertemu di layar kaca. Masa pandemi ini mengharuskan masyarakat untuk lebih ketat dalam menjaga kesehatan , jaga jarak, sering cuci tangan dan tentunya mengurangi interaksi diluar rumah jika memang dirasa tidak terlalu penting. Semenjak maret 2020, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta telah memulai sistem perkuliahan secara daring (secara online), atau disebut kuliah on the web. Kuliah online ini hanyalah metode perkuliahan, yang mana mata kuliah dan cara belajarnya saja yang berbeda dari yang biasanya.
Kuliah daring adalah sistem perkuliahan yang memanfaatkan akses web dan jaringan sebagai media pembelajaran yang dirancang dan ditampilkan dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, suara atau tulisan. Yang menjadi tanda tanya besarnya adalah "Apakah kuliah daring itu efektif untuk para mahasiswa?".
Pembelajaran daring menggunakan materi dan rentang waktu yang sesuai dengan kurikulum. Adapun dari segi tempat, pembelajaran daring memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar dimanapun dan kapanpun. Hal ini dikarenakan cukup sulit untuk dapat menerapkan protokol kesehatan di kampus sehingga pembelajaran daring merupakan alternatif yang cukup baik saat pandemi seperti ini. Pembelajaran daring memberikan manfaat bagi dosen maupun mahasiswa (Singh, and Worton, 2005). Bagi mahasiswa, pembelajaran daring menjadi salah satu metode alternatif belajar yang tidak mengharuskan mereka untuk hadir di kelas.
Selain itu, pembelajaran ini akan membentuk jiwa kemandirian belajar, dan juga mendorong interaksi antar mahasiswa, terutama untuk mahasiswa yang biasanya tidak aktif berbicara maka akan dapat lebih leluasa menyampaikan pendapat/pertanyaannya secara tulisan jika dilakukan pembelajaran trying seperti saat ini. Sedangkan bagi dosen, metode pembelajaran daring hadir untuk mengubah gaya mengajar konvensional yang nantinya dapat meningkatkan profesionalitas kerja. Model pembelajaran daring juga memberi peluang bagi dosen untuk menilai dan mengevaluasi perkembangan pembelajaran setiap mahasiswanya secara lebih efisien karena dapat berinteraksi langsung dan terdapat rekam jejaknya.
Setelah 2 tahun melakukan kuliah daring, rasanya sudah menjadi hal yang membosankan. Banyak mahasiswa yang menginginkan kuliah secara tatap muka kembali. Banyak hal yang menjadi alasan yang membuat mahasiswa untuk tidak sabar mengikuli pembelajaran secara tatap muka. Ketika kuliah daring dilakukan, banyak mahasiswa yang mnegeluh lantaran kurang paham dengan mata pelajaran, kurangnya aktivitas sosial dan interaksi secara nyata dengan orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa kuliah secara daring memiliki sisi positif dan negatif yang saling beriringan. Oleh karena itu, tingkat keefektifannya bisa dikatakan relatif, tergantung dari masing-masing pihak yang menunjang atau turut serta dalam proses pembelajaran daring ini sehingga diharapkan pembelajaran ini membawa hasil yang terbaik meskipun dalam keterbatasan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H