Lihat ke Halaman Asli

Surat Kepada Calon Pendamping

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai engkau calon pendampingku...

Semalam aku bermimpi, bertemu denganmu sebagai suamiku. Dalam sebuah perjalanan panjang, panas terik dan lapar menjadi teman kita, namun kau hanya ingin terus berjalan. Tak berapa lama kau mengajakku berhenti, menggenggam tanganku erat, lalu aku bertanya: “Kita akan kemana?” . Kau hanya menjawab dengan senyummu. Aku mengikuti langkahmu, pelan namun pasti, tampaklah sebuah pasar di hadapan. Kau tetap menggenggam tanganku dan tersenyum lalu berkata : “Aku akan membelikanmu sepasang sandal sayang...”

Aku tertunduk, merasa bahagia namun perlahan-lahan menjadi sedih yang tak tertahankan. Aku menangis, kau memelukku dan berkata “Jangan menangis sayang”. Aku memandang matamu lekat dan kaupun kembali memelukku erat sambil berkata “Jangan menangis sayang”. Aku semakin tersedu, di pelukanmu tentu, dan kau semakin memelukku dan berkata “Jangan menangis sayang, aku akan membelikanmu sepasang sandal” kali ini air matamu pun jatuh. Tahukah kau wahai calon pendampingku? Dalam mimpi itu aku tak punya sepasang kaki.

Wahai engkau calon pendampingku...

Maukah kau menerima aku dengan segala ketidaksempurnaan aku kini dan kelak...?

Refleksi Mimpi 28 September 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline