Drama memiliki arti yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu Draomai artinya melakukan, bermain, berlaku, dan sebagainya. Drama dapat diartikan pula sebagai aktivitas atau gerakan. Jadi, dapat disimpulkan drama secara umum memiliki arti karya sastra yang ditulis dalam bentuk percakapan dan dimaksudkan dengan pementasan oleh pemain drama.
Sebutan teater berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron yang di hilirkan dari kata theomai berarti memperhatikan, kagum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa, makna teater adalah bangunan pementasan dan khalayak umum yang melihat,memperhatikan dengan adanya bahan kesenian di dalam bangunan dan dilihatkan oleh para penonton. (Tato Nuryanto, 2017:2).
Teater petra berdiri pada tahun 2016 di Jakarta, teater petra merupakan wadah kreativitas pemuda karang taruna, dan pelajar di Jakarta Pusat pada bidang seni pertunjukan khususnya seni teater. Kiprah kreativitas biasanya berlangsung di Taman Ismail Marzuki dan Gedung Kesenian Miss Tjitjih dalam perhelatan Festival Teater Jakarta
Pada beberapa waktu yang lalu, Teater Petra sempat mengikuti lomba Festival Teater Jakarta Pusat 2021. Pada kesempatan ini teater Petra memilih naskah drama yang berjudul "LES JUSTES" karya Albert Camus yang di Sutradarai oleh Sultan Mahadi Syarif.
Naskah drama "LES JUSTES" bagi mereka memiliki kesulitan dan tantangan tersendiri saat menggarap pementasannya. Sebab tak semua teater berani memilih naskah ini untuk mereka bawakan dipementasan, beberapa tahun sebelumnya naskah ini pernah dibawakan oleh teater-teater senior, dan pementasan mereka berhasil membuat penonton berdecak kagum. oleh karena itulah bagi teater Petra untuk membawakan naskah ini memiliki tantangan tersendiri.
Tema dari pertunjukan seni drama tersebut ialah revolusi keadilan, dalam ilustrasi yang disuguhkan oleh penulis adalah di mana sebuah kelompok divisi tempur partai sosialis revolusioner berencana melakukan pengeboman terhadap kaisar Grand Duke (Paman Tsar Nicholas) yang ingin melakukan pelemparan bom.
Ivan Kaliayev selaku pelempar bom pertama melihat anak kecil berada di kereta kuda milik Bangsawan. Upaya pertama di atur dengan sangat rapih dengan Kaliayev terpilih sebagai pelempar bom pertama dan Voinov yang kedua.
Dengan lantang Kaliayev menegaskan bahwa Kaliayev tidak berani melemparkan bom kepada anak-anak maka jutaan anak-anak Rusia terancam mati kelaparan di tahun-tahun mendatang lantaran Tsar Nicholas yang bersewenang-wenang dengan ketidakadilan.
Meskipun mereka berencana melakukan pengeboman, dengan tujuan memberantas ketidakadilan yang terjadi di Rusia. Yang mana bila kita melihat perbuatan tersebut merupakan perbuatan keji yang menakutkan, meskipun perbuatan ketidakadilan yang dilakukan oleh Kaisar Grand Duke tak kalah kejam dengan yang mereka lakukan.
Namun, meskipun begitu mereka masih mempunyai sisi kemanusiaan. Terbukti saat Kaliayev akan melemparkan bom pertama, lantas diurungkannya niat itu sebab dia melihat ada anak kecil yang berada di kereta kuda milik bangsawan tersebut. sebenarnya dia bisa saja melemparkan bom itu, tanpa harus memikirkan anak kecil itu, dan semua rencana yang telah mereka susun bisa berjalan dengan lancar. Namun ternyata mereka masih memiliki hati kemanusiaan.
Tak hanya itu, Voinov yang bertugas sebagai pelempar bom yang kedua pada detik-detik akan dilakukannya rencana tersebut, dia memilih untuk mengundurkan diri dan pergi sebab dia tak memiliki cukup keberanian untuk melakukan hal tersebut.