Lihat ke Halaman Asli

Mira Marsellia

penulis kala senggang dan waktu sedang luang

Abusive Relationship

Diperbarui: 30 April 2022   23:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Gara-gara kasus Johnny Depp dan Amber Heard yang lagi hangat di media massa menyangkut persidangan mereka, saya jadi mencari tahu apa itu abusive relationship, bisa jadi di antara kita ini ada yang pernah mengalaminya. saya pernah tanya salah satu team saya kenapa putus dari pacarnya, yang saya tahu, adalah cantik, menarik, terlihat keren. dia jawab, hubungan mereka tidak sehat, toxic banget katanya. nah apa pula ini hubungan yang toxic itu.

Ternyata abusive relationship ini punya ciri-ciri, tidak hanya kekerasan fisik, tapi juga ada hal-hal lain. Dan ternyata jangan kira bahwa kekerasan fisik ini terjadi laki-laki ke perempuan, bisa juga sebaliknya, banyak juga perempuan saat ngamuk yang bisa memukuli dan mencakari pasangannya apabila emosi.

Salah satu ciri abusive ini adalah perilaku posesif pasangan. Dimana pasangannya harus selalu memberitahu pergi kemana dengan siapa dan dimana setiap saat, dan akan marah apabila tidak memberitahukan kemana pergi atau melapor istilahnya. jadi sikapnya adalah selalu ingin mengkontrol dan sangat posesif terhadap pasangannya. Contoh, tidak suka pasangannya berteman dengan lawan jenis. Apapun alasannya.

Cemburu berlebihan pun merupakan salah satu ciri abusive behavior. cemburu disini juga sering menuduh pasangannya selingkuh atau main mata. Pasangan yang abusive ini juga selalu ingin memisahkan partnernya dari pergaulan dan keluarga, menjauhkan diri dari keluarga pasangannya, dan kadang bersikap tidak ramah juga terhadap rekan atau teman dari pasangannya.

Pasangan abusive pun sering melakukan dan mengatakan yang merendahkan baik itu penampilan, kemampuan, intelektual maupun mental, misalnya mengatakan "ngaco", "payah", "suami/istri tak ada guna" dan lain-lain. model ini pun sering membanding-bandingkan pasangannya dengan orang lain atau pasangan lain. dengan mengatakan bahwa pasangan lain lebih baik, lebih sayang, lebih perhatian, lebih menghargai, dan hal-hal semacam ini. orang ini pun menyalahkan pasangannya atas apa yang terjadi merupakan kesalahan atau akibat dari sikap pasangannya sehingga dia berlaku atau bersikap demikian. Misalnya, dia mengamuk atau marah-marah dan mengatakan " ini gara-gara kamu".

Pasangan abusive juga cenderung merusak barang, merobek sesuatu, menendang, dan memukul dengan benda atau tangannya. kadang dia juga mengancam menyakiti anak-anak, atau siapapun yang dianggap merupakan orang yang berharga bagi pasangannya. pasangan abusive bisa mencakar, memukul, atau melakukan kekerasan fisik. Kadang untuk mendapatkan hubungan seksual dia melakukan trik atau memaksa dengan mengatakan hal tersebut adalah kewajiban suami/istri.

Pasangan yang abusive sering mengancam untuk melakukan hal-hal yang merusak dirinya sendiri, bunuh diri, atau mengancam pergi, atau yang kadang lucu menggunakan cara-cara aneh untuk membuat pasangannya tunduk, di Indonesia kerap terjadi pasangan abusive menggunakan jasa paranormal atau orang pintar untuk mencari tahu kegiatan pasangannya bahkan demi menundukkan pasangannya. segala cara dilakukan demi kepentingan dirinya dengan dalih demi kedamaian dalam hubungan.

Nah bila pasanganmu berlaku demikian, sadarilah bahwa bukan kesalahan dari kita juga untuk mereka menjadi berperilaku negatif, segera tinggalkan pasangan model seperti ini sebelum kerusakan terjadi menjadi lebih parah. Atau kalau mau terus bertahan, mungkin perlu pendekatan dan penanganan khusus agar sembuh dari perilaku demikian

You may begin to think that you're to blame for your partner's abusive behavior. An abuser may excuse their behavior by saying something like, 'It wouldn't have happened if you hadn't...'. The truth is that no matter what you do, another person's abusive behavior is never your fault.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline