Seperti kata pepatah lama, lebih baik mencegah daripada mengobati. Atau dalam hal banjir, lebih mencegah daripada menanggulangi. Masalah banjir adalah masalah yang tak habis-habis menjadi permasalahan rutin setiap tahun di musim penghujan. Penyebabnya sudah kita ketahui jelas, air yang berlimpah dan berlebih yang tidak dapat segera kembali diserap oleh bumi karena penggundulan hutan, atau tidak tertampung lagi karena danau dan embung sudah menghilang, juga karena sungai-sungai dan selokan yang mampet karena sampah, tambahan pula perumahan dan bangunan di kota besar banyak tidak memperhatikan kondisi permukaan tanah dengan menutupi semua dengan batu dan semen sehingga daya serap tanah terhadap menjadi sangat berkurang. Oh ya, tambahan lagi, taman-taman kota dan danau dalam kota yang seharusnya menjadi paru-paru kota dan reservoir alami, banyak dialihfungsikan dengan semena-mena demi alasan peningkatan perekonomian dan bisnis.
Lalu untuk pencegahan banjir ini tindakan apa yang seharusnya kita lakukan. Kesadaran setiap individu itu yang paling penting. Saya miris masih melihat di jalanan orang di mobil mewah melempar sampah begitu saja ke jalan. Demikian juga saya pernah naik satu angkotan umum dengan anak-anak sekolah menengah, yang makan di dalam kendaraan lalu melempar sampahnya begitu saja ke jalan. Saya tegur dan nasehati, semua malah balas melotot. Lho dikasih tahu malah marah, ini orangtua dan gurunya bagaimana ya? Apakah pelajaran tentang membuang sampah ini sudah hilang dari peredaran? Untuk saya tidak digebuki satu rombongan ABG bau kencur itu.
Banjir itu masalah kita bersama. Bukan masalah yang mesti kita serahkan saja penyelesaiannya pada pemerintah. Diri kita sendiri bagaimana? Di rumah kita sendiri bagaimana? Sudahkah kita sebagai individu dan bagian dari masyarakat turut berperan serta dalam mencegah dan melakukan penanggulangan masalah banjir?
Bila tidak dapat berperan serta dalam hal sesuatu yang besar, berperanlah sedapat mungkin untuk hal-hal yang dapat kita lakukan untuk memberikan kontribusi dalam pencegahan banjir ini. Sudahkah kita selalu membuang sampah dengan benar? Sudahkah kita membuat kompos untuk sampah-sampah domestik kita? Sudahkah kita ikut serta membersihkan saluran-saluran air depan rumah kita agar tidak tersumbat? Sudahkah kita menanam pohon? Sudahkah kita membuat biopori di halaman rumah kita untuk penyerapan air yang lebih baik? Sudahkah kita tidak menutup halaman rumah kita seluruhnya dengan semen, tapi juga menyediakan lahan untuk memberikan nafas bagi bumi?
Demikian juga terhadap anak-anak dan keluarga kita, sebagai bagian terkecil dari anggota masyarakat, apakah kita sebagai orangtua sudah memberikan pendidikan dan menanamkan kesadaran untuk menjaga lingkungan kepada anggota keluarga kita? Anak-anak kita adalah generasi penerus kita, yang akan hidup lebih lama dan akan mewarisi bumi ini. Alam yang bagaimanakah nanti yang kita wariskan bila kita tidak memberikan pendidikan dan ilmu sejak dini untuk dapat menjaga lingkungan hidup kita ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H