Mutu dan Coet dari Meksiko
Mutu dan Coét menurut saya mungkin merupakan alat masak yang paling bertahan dari peninggalan jaman prasejarah awal yaitu jaman batu. Alat masak ini tetap tidak tergeserkan walau sudah ada macam-macam blender, grinder, dan food processor lainnya. Konon aroma masakan yang dihasilkan oleh gilingan mutu dan coét adalah lebih enak dan khas. Yang mengaku dirinya ahli masak belumlah lulus apabila belum bisa menggerus biji cabe sampai halus dengan mutu dan coét. Di berbagai belahan dunia, setiap bangsa memiliki mutu dan coét dengan versi masing-masing. Eh buat yang belum tahu apa itu mutu dan coét, mutu itu ulekan dan coét adalah..... pasangan ulekan!. Orang Meksiko menyebutnya dengan molcajete untuk coét, dan tejolote untuk mutu; berfungsi dengan baik untuk membuat guacamole, makanan khas Meksiko terbuat dari alpukat (iya alpukat yang sering kita buat jadi es pokat) yang dapat ditelusur asal-usul dan resepnya dari bangsa Aztec sejak tahun 1500-an. Tidak sulit membuat guacamole, alpukat digerus tapi tidak hancur, beri perasan jeruk nipis, irisan tomat dan garam, juga irisan cilantro; daun ketumbar, bila mau tambah lagi dengan jalapeno (cabe memeksikoan). Jadi deh. Colek dengan keripik nachos. Mutu dan coét, alias molcajete dan tejolote, alias mortar dan pestle, alias orallu kallu ; orang menyebutnya begitu di India, dan suribachi dan surikagi bila di Jepang, adalah benda yang dalam mitos orang Sunda, bila ingin memiliki anak lelaki atau anak perempuan, bisa tukar menukar mutu dan coét dengan tetangga. Jadi bila ingin anak lelaki tukarlah coet milik Anda dengan pemilik mutu yang menginginkan anak perempuan. Soal keberhasilan? Tentu saja tidak dijamin.
Baba Yaga penyihir Tumpak Coet
Di cerita rakyat Rusia, adalah tukang sihir bernama Baba Yaga , yang dirinya digambarkan terbang dengan menaiki coet raksasa. Walau terkadang sih diceritakan kadang-kadang naik dengan kendaraan konvensional tukang sihir yaitu sapu. Mungkin dia naik coet kalau sedang bosan naik gagang sapu. Hebat. Menerbangkan sapu saja sudah sangat sulit, apalagi menerbangkan benda terbuat dari batu yang ditinjau dari bentuknya saja tidak ada aerodinamiknya sama sekali. Tepuk tangan buat Baba Yaga. sumber gambar-gambar dari wikipedia.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H