Masuk Surga Sekeluarga Yuk !
Pernah terbayang sebuah kalimat ajakan dari calon pasangan hidup yang ingin membangun bahtera rumah tangga SaMaRa (Sakinah, Mawaddah, Warrahmah), kira-kira yang dilamar bakal menolak nggak ya ?
Yang jelas yang nolak rugiiii... ditawarin masuk surga kok nolak hehehe.
Tapiii boro-boro kepikiran sekeluarga, masuk surga sendiri aja belum tentu. Pernahkah berpikir seperti itu? setidaknya itu adalah pikiran yang membayangi saya karena belum terbuka pikiran dan wawasannya hingga akhirnya seorang Ustadz menjawab rasa penasaranku, dan Ustadz tersebut bernama Bachtiar Nasir. Selanjutnya saya akan berusaha menyampaikan apa yang saya dapatkan dari majelis ilmu minggu lalu.
Sebelum masuk sekeluarga masuk surga, surga itu harus diciptakan terlebih dulu di dunia berawal dari sebuah keluarga di dunia . Pernah mendengar Baiti Jannati atau rumahku surgaku, setidaknya ada 3 ciri Baiti Jannati yang harus di ketahui, yaitu:
1. Rumah menjadi tempat ibadah , karena dari rumah digunakan sebagai tempat untuk sholat dan mengaji.
2. Rumah menjadi tempat ilmu, karena dari rumah menjadi tempat belajar dan mencari ilmu, seperti menerapkan 1 hari 1 ayat, tabungan kebaikan, dan lain-lain.
3. Rumah menjadi benteng kejahatan, karena dari rumah menjadi tempat ketenangan, tidak ada keributan dan para anggotanya tidak ada yang mengangkat suara. (At Thur : 23)
Tips dari Ustadz sebagai salah satu cara menjadikan rumah sebagai benteng, rutinitas ini juga sangat baik dilakukan didalam keluarga yaitu :
1. Membacakan ayat kursi di setiap sudut ruangan (Cara Rasulullah SAW)
2. Membaca Ta'awuz ketika membersihkan kamar (Cara Rasulullah SAW)
3. Membaca Al Fatihah didalam rumah (Cara Rasulullah SAW)
4. Mengucap salam setiap masuk ruangan (ada atau tidak ada orangnya, karena akan menjadikan tempat tersebut tentram)
5. Membuat Grup khusus keluarga untuk memudahkan komunikasi dan saling berbagi informasi yang bermanfaat.
Sebuah orangtua beriman akan diikuti dengan anak beriman, karena mereka mengajarkan satu konsep ketuhanan yang sama yaitu Allah tidak dilahirkan maupun melahirkan (Tauhid). Jika orangtua beriman ini masuk surga, dan anak-anak merekapun masuk surga, namun jika orangtuanya memiliki kadar amal yang lebih tinggi daripada anaknya, maka Allah swt akan mensejajarkan dengan kadar amal orangtuanya.
Lalu bagaimana jika orangtuanya tidak beriman dan tidak masuk surga, apakah kadar amal anak yang beriman dan masuk surga akan berkurang? Tidak (At Thur:21) , Allah tidak akan mengurangi sedikitpun kadar amal anak tersebut karena setiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
Ketika orangtuanya dalam kondisi penat, maka akan terkoneksi dengan kondisi anak. Apabila seorang ibu yang sedang dilanda penat, lalu dia mengaji dan tenang, maka akan dengan sendirinya menggerakkan suami dan anak-anaknya, karena seorang ibu merupakan bidadari surga dari rumahnya.
Membangun suasana rumah sebagai surga dunia, setiap anak dibentuk menjadi calon penghuni surga, dan para suami dibekali dengan iman yang kuat, sehingga ketika mereka dalam kedudukan yang tinggi maka tidak tersesat. Sehingga suasana rumah dibangun sedemikian rupa. Jika seorang ibu yang berhasil membawa anaknya masuk surga, maka balasan dari kelembutan dan kepasrahan seorang ibu di dunia adalah pelayanan ekslusif oleh pemuda tampan yang mengganggap sang ibu seperti mutiara yang berharga. (At Thur : 24)
Bagi seorang ayahpun demikian, jangan menjadi Ayah yang gagal, karena ayah yang gagal adalah ayah yang tidak ....
1. Mengajarkan tauhid,
2. Melindungi dari syirik
3. Mematuhi Aturan Allah swt
Bayangkan saja ketika seorang ayah mencari nafkah yang halal, dan sang ibu membeli serta menyajikan makanan yang halal. Makanan yang halal lebih utama, daripada makanan murah ataupun makanan enak. Ketika di surga para penghuninya makan bukan karena lapar tapi karena enak, buah-buahan dan daging disajikan sesuai bentuk yang diinginkan dipilih sesukanya (At Thur : 22), diberikan bagi mereka yang bersabar makan makanan halal di dunia. Jadi cara menciptakan surga di dunia adalah sedini mungkin belajar menjadi orangtua yang beriman, dan bersabar menahan makanan yg tidak halal di dunia.