Lihat ke Halaman Asli

Belajar dari Rumah di Masa Pandemi

Diperbarui: 28 Februari 2022   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sudah hampir 2 tahun pandemi covid-19 terjadi di dunia, terutama di Indonesia. Banyak perubahan yang terjadi dalam kurun waktu yang tidak sebentar ini. Dampak ekonomi, pendidikan, perdagangan, dan bahkan sumber daya manusia yang berkurang secara drastis. Dalam dunia pendidikan menyebabkan kebingungan dalam dunia belajar mengajar, dari yang biasanya belajar bersama-sama dikelas bertemu dengan orang banyak kemudian berubah yang mengharuskan peserta didik untuk belajar secara mandiri dirumah masing-masing. Dampaknya bisa mempengaruhi psikologi peserta didik. Diawal pandemi solusi yang bisa diberikan pemerintah adalah Sekolah Daring atau sekolah secara online dirumah masing-masing. Akan tetapi fasilitas yang kurang memadai juga berpengaruh dalam sistem belajar mengajar scara daring.

Perlunya peran semua pihak yaitu; Guru, yang paham akan sistem pembelajaran yang mudah, dan pemilihan media belajar yang tidak menyulitkan peserta didik dan perlunya kreativitas guru dalam menjelaskan pelajaran. Kemudian Orang tua, yang memberikan fasilitas seperti koneksi internet, pemahaman teknologi, dan pendampingan dalam belajar secara daring juga diperlukan. Yang terakhir Peserta didik, yang mengharuskan mereka untuk belajar secara mandiri, memahami materi yang disampaikan oleh guru secara mandiri, harus mau kreatif untuk memecahkan solusi dari kesulitan-kesulitan dalam pelajaran, dan mengharuskan mereka untuk aktif bertanya tentang kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran.

Situasi pandemi membuat pemanfaatan teknologi semakin maksimal di dunia pendidikan. Metode Hybrid learning menjadi salah satu solusi pembelajaran di masa pandemi, yang merupakan pengkombinasian metode pembelajaran berbasis e-learning dengan metode pembelajaran tatap muka atau metode konvensional. Ada juga yang menganggap hybrid learning sama halnya dengan blklended learning. Hybrid yang dimaksud adlah pembelajaran tatap muka dilakukan secara rotasi dengan jumlah siswa 50 persen. Melalui metode ini, diharapkan bisa mengatasi keterbatasan yang terjadi selama pembelajarandaring. Seperti terjadinya interaksi sosial ketika peserta didik bertatap muka langsung dengan guru. Minimnya interaksi sosial antara peserta didik dan guru menyebabkan masqalah psikis. Stres menjadi salah satu efek yang ditimbulkan oleh sistem pembelajaran daring.

Dampak positif metode hybrid adalah membuka kesempatan untuk bersosialisasi, karena adanya kegiatan pembelajaran tatap muka secara langsung meskipun hanya beberapa kali saja dalam seminggu. Pemahaman dalam materi pembelajaran menjadi lebih baik daripada saat masih pembelajaran secara daring. Kemudian tetap memanfaatkan teknologi yang ada. Karena sebenarnya negara Indonesia masih ketinggalan dalam segi pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan. Kemudia perubahan suasana baru, pembelajaran daring yang berlangsung lebih dari 1 tahun juga teras semakin jenuh, maka dari itu perubahan metode ini sedikit demi sedikit mengembalikan ke rutinitas normal yaitu datang dan pulang dari sekolah. Yang terakhir adalah membantu meningkatkan kualitas kesehatan fisik dan mental. Bertemu dengan teman sekelas dan guru memberikan suasana normal dan nyaman agar tidak mudah stres dan tertekan.

Dampak negatif dari metode hybrid adalahperan orang tua masih tetap dibutuhkan karena ada saatnya peserta didik belajar dirumah mengikuti pembelajaran secara daring. Kemudian sulitnya mengatur jadwal belajar dikarenakan jam masuk sekolah yang berubah-ubah secara bergantian yang menyebabkan peserta didik perlu lebih fokus dan disiplin dalam belajar. Kemudian masih bergantung pada jaringan internet waktu belajar mengajar. Dan yang menjadi kurang efektifnya pembelajaran adalah susahnya akses internet. Yang terakhir adalah kesulitan guru dalam menyusun metode pembelajran yang supaya bisa tersampaikan dengan baik, menarik, dan bisa diakses oleh semua peserta didik.

Dalam hal ini metode hybrid learning perlu disikapi dengan bijak. Segala kelebihan dan kekurangan yang terjadi merupakan proses untuk mendapatkan metode yang tepat untuk pembelajaran di masa pandemi. Pemerintah juga tengah bekerja keras memikirkan solusi yang tepat untuk permasalahan ini. Pemantauan kasus dilapangan terus dilakukan. Banyak harapan semoga pandemi cepat berakhir agar pembelajaran tatap muka bisa berjalan secara maksimal, dan bisa kembali beraktivitas normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline