Travelling atau bepergian ke tempat wisata adalah kegiatan wajib seluruh masyarakat di dunia. Bahkan travelling sudah menjadi bagian dari kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.
Travelling sering kali kita lakukan entah itu bersama keluarga, teman, pasangan ataupun jalan-jalan sendirian.
Saat mengunjungi tempat wisata, foto-foto menjadi kegiatan yang paling dilakukan. Entah itu untuk memotret keindahan tempat wisata yang kita kunjungi ataupun berfoto bersama partner travelling kita.
Namun bagi solo traveller atau yang suka jalan-jalan sendiri, salah satu kendalanya adalah kita lebih sering mengabadikan keindahan alam tersebut dibanding dengan berfoto dengan latar belakang tempat wisata tersebut.
Hal ini dikarenakan kita tidak punya teman yang bisa memotret kita. Kalaupun bisa berfoto biasanya minta tolong pengunjung lain dan belum tentu juga pengunjung itu berkenan memotret kita.
Karena itulah kita patut berterima kasih kepada pencipta satu alat bernama Tongsis atau tongkat narsis (selfie stick) yang diciptakan pertama kali oleh orang Jepang bernama Hiroshi Ueda di tahun 1983 dan kemudian diciptakan ulang oleh orang Indonesia bernama Anindito Respati Giyardani dengan mempatenkan ciptaannya di tahun 2013 lalu.
Keberadaan perangkat tambahan untuk fotografi ini bahkan di tahun 2014 menjadi salah satu inovasi terbaik di dunia versi Majalah Time.
Fungsi awal tongsis adalah agar bisa memudahkan foto dengan menggunakan kamera depan. Entah itu foto sendirian ataupun bersama-sama.
Dari tahun ke tahun tongsis mengalami berbagai perubahan bentuk. Dari mulai tongsis standar atau monopod, tongsis kabel dan tongsis bluetooth
Sebagai seorang solo traveller, keberadaan tongsis sangat dirasa penting untuk saya dalam membantu mengabadikan moment selama travelling. Ditambah lagi tongsis ringan, kecil sehingga mudah untuk dibawa.
Dan yang kini sering saya gunakan ketika berfoto adalah tongsis Bluetooth.