Hari sabtu, tanggal 25 Juli 2020 sepulang dari Trip Warga Kota ke Badega Gunung Parang dan pulangnya kami mampir ke Warung Sate yang terletak di daerah Sempur Plered atas saran dari Bu Rita Utami, Kasi Pelayanan Perpustakaan yang ikut serta dalam trip kami.
Namanya Warung Sate H. Agan Putra. Warung satenya terletak di pinggir jalan tepatnya di area Pasar Sempur Plered. Warungnya sangat sederhana, dindingnya menggunakan bilik bamboo, tempat makannya sempit dan dibelakangnya dibangun dapur.
Namun meski sederhana dan kecil, pembelinya banyak dan kita harus antri untuk bisa makan disitu. Yang lebih unik lagi terdapat figura sederhana yang bertuliskan "dua istri cukup" . menurut informasi yang saya dapat karena pemiliknya memang memiliki dua istri sehingga menjadikan tulisan itu sebagai ciri khasnya warung sate itu.
Saat itu kami memesan sop dan tentunya sate maranggi sapi. Dan alangkah kagetnya ketika membayar biaya yang kami keluarkan tidak terlalu mahal. Ketika saya tanyakan ternyata harga sate marangginya itu Rp. 1500,- untuk sate maranggi sapi dan Rp. 2000,- untuk sate maranggi kambing. Harga sop Iga maupun Sop Daging per porsinya Rp. 15.000,-.
Karena penasaran dengan harganya yang murah, esoknya pun saya kembali ke warung sate itu dengan cabang warung yang berbeda. Kebetulan warung sate itu hanya memiliki dua warung. Yang satu terletak di Pasar Sempur Plered sedangkan yang satu lagi terletak di daerah Citeko Plered tidak jauh sebelum pintu masuk menuju PLTA Cirata.
Warung Sate di Citeko dikelola oleh anaknya pemilik warung dan baru jualan sekitar 5 tahunan. Sedangkan untuk Warung Sate yang terletak di Pasar Sempur Plered sudah berjalan dari tahun 2001. Awalnya Pak Haji Agan berjualan keliling setelah setahun kemudian baru membuka warung di Pasar Sempur.
Menurut pemilik warung sate H. Agan cabang Citeko, harga satenya memang terkenal murah bahkan paling murah se-Purwakarta. Dari mulai dijual seharga Rp. 500,- hingga kini seharga Rp. 1500,-. Sengaja tidak dijual mahal agar menarik pelanggan untuk makan di warung sate. Meskipun harganya murah, ukuran dagingnya standar, dagingnya juga empuk dan tidak bau amis.
Yang saya suka selain satenya aadalah sopnya yang buat saya rasanya enak dan ketika saya hangatkan sampai dua hari, air sop maupun dagingnya tidak berbau. Selain itu yang saya suka adalah bumbu kacangnya yang kental dan tidak pelit kacangnya.
Untuk tempat saya lebih memilih makan di warung sate yang terletak di Citeko karena tempatnya bersih dan lokasinya bukan di pusat keramaian sedangkan di Pasar Sempur biasanya dipenuhi oleh pembeli yang sekalian berziarah ke Mama Sempur yang memang sangat terkenal sebagai tempat ziarah di Purwakarta yang paling banyak didatangi masyarakat. Untuk soal rasa dan kualitas di kedua warung sate itu tetaplah sama.
Warung sate ini menjadi salah satu contoh bahwa meskipun murah tapi kualitas tidaklah murahan. Pelanggan merasa terpuaskan setelah makan makanan yang dijual di warung itu menjadi penentu warung itu banyak didatangi pelanggannya.
Yukk kita kuliner Sate Maranggi.