Lihat ke Halaman Asli

Mira Miew

TERVERIFIKASI

ASN di Purwakarta yang jatuh hati dengan dunia kepenulisan dan jalan-jalan

Aktivitas Wisata Badega Gunung Parang di Era New Normal

Diperbarui: 26 Juli 2020   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : dokumentasi pribadi

Di era new normal beberapa tempat wisata sudah mulai kembali di buka tentunya dengan aturan protokol kesehatan yang betul-betul harus diterapkan. Begitupula dengan tempat wisata di kota saya Purwakarta yang sejak sebulan lalu kembali dibuka. Dan salah satu tempat wisata yang dibuka kembali adalah Badega Gunung Parang.

Hampir semua traveller di Indonesia juga pasti tahu tentang Badega Gunung Parang. Gunung andesit dengan ketinggian 963 meter yang terletak di Purwakarta ini adalah lokasi dimana kita tidak hanya bisa menaiki gunung dengan cara hiking tapi juga dengan cara menaiki tangga besi atau Ferata. Dan ini adalah satu-satunya di Indonesia. 

Badega Gunung Parang bukanlah tempat yang asing buat saya pribadi. Sejak tahun 2014 saya dua kali bersepeda ke tempat ini. Dari belum adanya ferata tepatnya. Adalah teman sepeda saya bernama Gita yang pertama kali mengenalkan tempat ini. Gita kebetulan teman sekolah Kang Baban, anak muda pengelola Badega Parang. 

Gita sering kirim bibit bunga matahari yang pada tahun itu menjadi bunga yang ditanam di area bawah gunung parang. Melihat keindahannya kemudian saya jatuh cinta pada tempat ini. Hari pertama tahun 2017 saya dan beberapa teman menguji adrenalin naik ferata di tempat ini. Setelah itu berlanjut sering membawa teman-teman traveler ke Badega Gunung Parang hingga seperti rumah kedua untuk saya.

Hanya saja ketika bulan maret kemarin disaat pandemi Covid muncul di Indonesia, Badega Gunung Parang pun resmi ditutup sementara. Saya pun tidak bisa lagi berkunjung ke Badega Parang meskipun itu untuk sekedar jalan-jalan bersama suami. 

Karenanya ketika dibuka kembali Badega Parang, saya pun sangat antusias dan ingin kembali ke sana. Saya pun mengajak teman-teman Warga Kota (Kompasianer Purwakarta) karena Kang Baban sudah memberi "lampu hijau" untuk Warga Kota yang ingin berkunjung dengan gratis biaya tiket masuk namun karena masih PSBB kemudian trip Warga Kota diundur.

Moment kumpulnya Warga Kota di Pukinas Corner milik salah satu Warga Kota, Ina Widya minggu lalu akhirnya menyepakati trip Warga Kota ke Badega Parang dilaksanakan tanggal 25 Juli 2020. Dan jumlah yang ikutpun dibatasi.

Sabtu, tanggal 25 Juli 2020 Warga Kota akhirnya trip ke Badega Gunung Parang. Kami menggunakan dua mobil. Satu mobil milik Kang Ofi dan satu lagi menggunakan mobil bak terbuka. Sesampainya disana kami disambut baik oleh Kang Baban yang kemudian meluangkan waktunya sebentar untuk sharing dengan kami Warga Kota. Kami pun diberi kebebasan untuk meng-explore area Badega Gunung Parang termasuk diperbolehkan hiking ke pos 1 Badega Gunung Parang dengan melewati jalan sasak bambu.

Foto : dokumentasi pribadi

Banyak yang berubah ketika saya kembali ke Badega Gunung Parang di era new normal. Untuk ke Gunung Parang wajib menggunakan masker, kalaupun dibuka hanya ketika foto-foto, makan/minum maupun ketika hiking. Di sekitar area banyak terdapat sarana untuk mencuci tangan.

Foto : dokumentasi pribadi

Yang lebih kaget adalah yang naik ferata tidak sebanyak disaat kehidupan normal sebelum pandemi. 

Sebelum pandemi, menurut Kang Baban tamu yang melakukan Ferata disaat weekend bisa mencapai 100 orang. Namun disaat new normal ini hanya sekitar 20-30 orang saja yang naik ferata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline