Purwakarta kota saya tercinta meskipun disebut sebagai salah satu kota kecil di Jawa Barat tapi sangat kaya akan keindahan alamnya. Beberapa tahun terakhir, pariwisata Purwakarta amatlah sangat terkenal dan selalu menjadi pilihan utama para pelancong atau wisatawan khususnya dari daerah Jawa Barat dan Jakarta.
Selain tempat wisata yang sudah terkenal, ternyata di desa-desa kecil di Purwakarta juga mempunyai potensi wisata yang sangat layak dan harus dikunjungi, salah satunya Situ Cisaat.
Saya mengetahui Situ (danau) ini sekitar beberapa bulan lalu sebelum pandemi terjadi. Bermula dari postingan teman yang bersepeda di daerah itu. Melihat keindahannya membuat penulis penasaran dan ingin berkunjung. Namun karena setelah itu ada pandemi dan tidak bisa pergi kemana-mana, keinginan mengunjungi Situ Cisaat pun tertunda.
Dan disaat new normal tepatnya di hari sabtu tanggal 20 Juni 2020, saya diantar suami seusai Sholat subuh, kami pun berangkat ke Situ Cisaat.
Situ Cisaat berada di Wilayah Desa Cisaat Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta. Dari pusat Kota Purwakarta berjarak sekitar +- 22 km sedangkan dari Gerbang Tol Sadang berjarak sekitar +- 17 km. Dari Jembatan Tol Cipali Km 78, jarak ke Situ Cisaat tidak terlalu jauh hanya sekitar 5 km.
Daerah sekitar Cisaat yaitu Desa Tanjung Garut ataupun Desa Cisanti sebetulnya bukan daerah yang asing untuk saya. Beberapa tahun silam di awal-awal Tol Cipali di bangun, saya sering bersepeda blusukan di daerah itu. Selain itu karena saya pernah lama bekerja di salah satu sekolah yang berada di Kecamatan Campaka.
Tapi karena Situ Cisaat ini saya baru ketahui, jadinya saya mengandalkan salah satu aplikasi peta di smartphone saya namun ternyata jalannya nyasar dan buntu.
Karena memakai aplikasi peta jalannya nyasar akhirnya saya dan suami memilih bertanya pada beberapa warga yang kami temui. Setelah +- 1,5 jam perjalanan dengan pemandangan sawah, pemukiman desa yang masih asri dan jalan menuju Situ Cisaat yang belum banyak diaspal dan beberapa jalan yang ditemui rusak, sampailah saya dan suami ke Situ Cisaat.
Saya sangat takjub dengan keindahan Situ Cisaat ini karena lokasinya benar-benar di desa terpencil dan jauh dari pemukiman. Karena masih alami dan dilewati jalan desa, jadi tidak ada retribusi atau membayar tiket untuk menikmati keindahan alam Situ Cisaat.
Area Situ Cisaat di kelilingi oleh pesawahan dan juga hutan dengan pepohonan yang tinggi. Jika kondisi cuaca bagus, pegunungan pun bisa kita lihat dari Situ Cisaat.
Hanya ada satu warung di area Situ Cisaat. Menurut pemilik warung yang saya temui, Situ Cisaat ini sudah ada sejak penjajahan Jepang. Situ Cisaat dibangun untuk menampung air hujan karena itulah tingginya air di Situ Cisaat tergantung dari tinggi rendahnya curah hujan di daerah itu. Kedalamannya maksimal sekitar 22m namun pada saat saya berkunjung ke Situ Cisaat, menurut pemilik warung kedalamannya hanya sekitar 8m.