Lihat ke Halaman Asli

Mira Dwi Septiani

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

Program Magicube Disaster sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan Siaga Bencana bagi Anak-Anak Disabilitas Tunarungu

Diperbarui: 8 Juli 2024   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Dalam upaya meningkatkan pengetahuan siaga bencana anak-anak disabilitas, khususnya tunarungu yang merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap dampak bencana, melatarbelakangi terbentuknya Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PM) dengan judul "Magicube Disaster: Pendidikan Siaga Bencana pada Anak Tunarungu Tunas Kasih 2 Bogor melalui Metode Challenge Based Learning". Tim program PKM-PM Institut Pertanian Bogor ini dipimpin oleh Bagus Handoko (AKT 59) yang beranggotakan 4 orang yaitu, Antoni Eka Putra (SIL 59), M. Dzaky Farras Majid (GFM 59), Mira Dwi Septiani (BIK 59), dan Rayna Nurrizky Hendartriany (AKT 59) dengan bimbingan bapak Ir. Murdianto, M.Si.

Sasaran dari program ini adalah anak-anak disabilitas tunarungu yang berada dibawah naungan SLB B Tunas Kasih 2 Bogor dengan jumlah sasaran sebanyak 19 anak yang berada pada tingkat pendidikan SMP.

Pemilihan program Magicube Disaster didasarkan pada hasil riset yang menunjukkan bahwa anak-anak tunarungu yang mengalami keterbatasan berbicara dan mendengar, memerlukan media pembelajaran yang berbentuk visual yang interaktif. "Magicube Disaster" merupakan program inovatif yang memanfaaatkan media prototypeberupa kotak (box) yang berisi ilustrasi bencana-bencana yang sering terjadi didaerah Bogor, seperti gempa gumi, tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung. Karakter yang dimiliki oleh anak-anak tunarungu tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi tim untuk menyusun pembelajaran yang semenarik mungkin dengan media gambar dan video sebagai penunjang media pembelajaran. Selain itu, program ini menyediakan kegiatan berupa aktivitas fisik seperti permainan dan kegiatan simulasi bencana yang mendorong anak-anak untuk bergerak keluar dan tidak hanya diam dibangku masing-masing. Untuk menjaga fokus dari anak-anak, dilakukan juga kegiatan ice breaking secara berkala supaya anak-anak tidak merasa jenuh ketika belajar dan tetap fokus menyimak materi yang diberikan.

Program Magicube Disaster terdiri dari 5 tahapan program yaitu:

1. Magicube Disaster Unveiling: Kegiatan sosialisasi penjelasan program kepda sasaran dan pengajar

2. Magicube Disaster Dynamics: Kegiatan yang menjelaskan pertanyaan-pertanyaan pada Magicube Disaster Unveiling secara interaktif

3. Magicube Disaster Kit Emergency: Kegiatan pemaparan edukasi fungsi dari peralatan kit emergency dan penggunaannya dalam situasi darurat khususnya saat terjadi bencana

4. Magicube Disaster Game: Kegiatan permainan yang mendukung penguatan materi menggunakan media board disaster game, flashcard disaster challenge, dan flip blocks picture

5. Magicube Disaster Showcase: Simulasi tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana, pasca bencana, dan tindakan pertolongan pertama pada korban-korban terluka menggunakan kit emergency

Metode pembelajaran yang digunakan adalah Challenge Based Learning yang berfokus pada penyelesaian tantangan guna mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kolaborasi. Metode ini dirancang untuk memberikan kerangka pembelajaran yang praktis dan efisien. Program Magicube Disaster diharapkan dapat menjadi solusi dalam peningkatan pengetahuan siaga bencana bagi anak-anak tunarungu dalam menghadapi situasi bencana sesungguhnya.

"Program ini sangat bagus, peserta didik jadi memahami bagaimana menanggulangi masalah yang terjadi, partisipasi dan rasa ingin tahu peserta didik cukup bagus untuk program ini, kami dari pihak sekolah menunggu program selanjutnya untuk anak-anak kami di SLB B Tunas Kasih 2 Bogor" ucap pak Dadang selaku kepala sekolah SLB B Tunas Kasih 2 Bogor.

Program Magicube Disaster yang dicetuskan oleh tim PKM ini menaruh harapan yang tinggi terhadap keberlanjutan program dan pelaksanaan program secara lebih luas ke SLB di daerah lain dengan harapan program yang dicetuskan dapat bermanfaat dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan pengetahuan siaga bencana untuk anak-anak disabilitas lainnya. 

Semoga dengan adanya buku pedoman mitra dan kegiatan yang telah dilakukan, program ini dapat diterapkan dengan baik oleh mitra dan menjadi contoh yang layak ditiru serta diaplikasikan secara nyata dan menyeluruh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline