Ketika bayi tidak tumbuh sebaik yang diharapkan, mungkin hal itu disebabkan oleh gagal tumbuh kembang atau failure to thrive (FTT). Dalam mengenali gagal tumbuh kembang pada bayi ini tidak menjelaskan mengapa mereka tidak berkembang. Bagaimanapun, banyak situasi dan kondisi yang dapat menyebabkan gagal tumbuh kembang atau failure to thrive (FTT)
Diagnosis gagal tumbuh kembang atau failure to thrive (FTT) bukanlah suatu titik akhir. Bayi yang mengalami diagnosa tersebut dapat berisiko mengalami berbagai masalah seiring berjalannya waktu. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah dasar sebelum menyebabkan kerusakan secara permanen.
Apa itu bayi gagal tumbuh kembang atau failure to thrive?
Ini mungkin pertama kalinya Anda mendengar tentang Failure to Thrive (FTT) dan sekarang Anda mencoba mencari cara terbaik untuk membantu bayi Anda dapat kembali ke jalur pertumbuhannya. Failure to Thrive (FTT) atau gagal tumbuh kembang pada bayi atau anak-anak bukanlah suatu kelainan atau penyakit. Sebaliknya, hal ini terjadi ketika seorang anak kekurangan gizi dan tidak memenuhi standar berat dan tinggi badan yang diharapkan berdasarkan usianya.
Jika berat badan bayi atau anak Anda tidak bertambah selama tiga bulan berturut-turut dan mengalami masalah perilaku, perkembangan, atau makan, ia mungkin menderita Failure to Thrive (FTT). Menyadari ciri-ciri awal dan segera mencari bantuan para ahli sangat penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan perawatan yang diperlukan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Ciri-ciri bayi yang terkena failure to thrive (FTT)?
Gejala setiap bayi atau anak dapat terlihat sedikit berbeda dari satu dan lainnya. Gejala gagal tumbuh bisa terlihat sama seperti kondisi kesehatan lainnya. Evaluasi yang tepat sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari dan merencanakan langkah-langkah perawatan yang sesuai. Berikut ciri-ciri bayi yang mengalami gagal tumbuh kembang atau failure to thrive (FTT).
- Tidak bertambah panjang atau tingginya