Lihat ke Halaman Asli

Filosofi Espresso

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa lagi yang kau tangisi ?

Si tua bangka yang menelanjangimu dengan bau asap rokok yang pengit itu?

Apa yang kau tangisi kawan?

Bukankah malam adalah takdir dan takdir adalah kerapuhan manusia ?

Lihat kawan, Kau yang bilang mimpimu seperti kabut kelam, namun kau yang bilang "diam, ini urusanku!"

Kawan hidup itu seperti Espresso, ada konsistensi tebal dalam rasanya yang  terjadi karena metodenya.

Kawan kau manusia yang hadir karena pilihan, maka kau yang memilih

Menjadi Espresso

Atau kopi tubruk

Medan, September '11




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline