Siapa sih yang tak mau cuan? Tak terkecuali saat berinvestasi reksadana
Reksadana menjadi salah satu produk investasi yang kini digandrungi. Data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) via Republika Online, jumlah investor reksa dana mencapai 12,88 juta per Agustus 2024. Meningkat 2,44% dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan 12,57 juta investor pada Juli 2024.
Peningkatan ini tentu tak bisa terlepas dari peran aplikasi reksadana online yang banyak bermunculan. Kemunculan platform investasi digital ini membuat distribusi produk reksadana semakin luas. Belum lagi kemudahan yang ditawarkan, yaitu membeli dan menjual reksadana bisa dilakukan dalam genggaman.
Namun, tahukah kamu reksadana itu ada banyak jenisnya? Dan setiap tipe reksadana ini punya karakter-karakter unik, dengan potensi keuntungan yang berbeda-beda, Pada kesempatan ini, yuk kita bahas jenis reksadana dari yang paling cuan ke yang 'kurang' cuan.
Reksadana Saham
Reksadana Campuran
Reksadana Obligasi
Reksadana Pasar Uang
Reksadana Saham
Sama dengan namanya, jenis reksadana ini menempatkan sebagian besar dana investor ke dalam efek-efek saham. Karenanya pergerakan reksadana saham mirip dengan saham itu sendiri, yaitu cenderung tepat dan turun naik. Alhasil jenis reksadana ini bisa dianggap yang paling berisiko. Walau begitu dalam investasi ada ungkapan "risiko besar rezeki besar" yang artinya: selain berisiko potensi cuan reksadana saham pun besar. Bisa sampai 20% per tahun. Sucorinvest Maxi Fund di Bibit misalnya, year to date return-nya per 24 Oktober 2024 mencapai 15.96%.