Manusia terperangkap dalam labirin kesibukan
Seperti semut yang tak henti-henti mencari makan
Hati dan empati diabaikan
Kita ibarat burung dalam sangkar
Diikat rutinitas dan tuntutan kebutuhan
Layaknya siklus waktu yang terus berputar
Hidup begitu monoton dan membosankan
Kegelisahan hadir dalam jiwa
Seperti api, ia menyala di kegelapan malam
Mencari arti keberadaan (being) tanpa henti
Namun yang datang selalu sepi
Pohon menolak berbuah
Makna menolak merekah
Laut tak pernah tenang
Terombang ambing antara gamang dan bimbang
Sepanjang sejarah manusia memang enggan menyerah
Terus maju walau dengan nafas terengah-engah
Ya, matahari masih bersinar dan bulan tetap berpendar
Tapi sampai mana bakal kuat bertahan?
Kiamat? Perang Dunia III? Adu senjata nuklir? Atau menunggu datangnya Ratu Adil?
Hidup bukan tentang kesibukan semata
Tapi bagaimana ia dijalani dengan penuh makna
Laksana bunga yang mekar di tengah belantara
Mungkin saja (ya, mungkin!) makna bisa ketemu dari dosa dan fana
Jakarta Pusat, 20 Maret 2023
Sumber gambar: www.artlimited.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H