Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Iqbal Awaludien

Penulis konten suka-suka!

Sedang Mengalami Demotivasi Hidup? 3 Buku Ini (Mungkin) Bisa Menolong

Diperbarui: 2 Maret 2023   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: www.bls-courses.co.uk

Membuat diri lebih termotivasi untuk menjalani hidup bukan perkara mudah. Ada banyak masalah di dunia yang sering kali bikin putus asa. Semangat yang menyala-nyala bisa remuk seketika saat terbentur kenyataan.

Ironisnya, bukan karena masalah itu sendiri penyebabanya. Melaikan diri kita yang tidak siap menghadapi berbagai tantangan atau onak duri menuju kesuksesan.

Jika di antara Anda ada yang sedang menghadapi fase ini, tidak ada salahnya "melarikan diri" ke buku buku-buku motivasi.

Sebagai buku dengan genre pengembangan diri, buku motivasi memang hadir untuk jiwa-jiwa putus asa, resah, gelisah, atau Anda semua yang sedang mencari jati diri. Pun pengembangan skill dan karir baru, sampai solusi masalah percintaan. Ehmm.

Apa saja bukunya? Berikut rekomendasi beberapa buku pengembangan diri bagi Anda-Anda yang mengalami demotivasi.

Awaken, The Giant Within

Sumber gambar: greatperformersacademy.com 

Buku yang ditulis oleh Anthony Robbins ini berisi cara revolusioner untuk mengelola sumber kekuatan diri seperti tubuh dan emosi, hubungan sosial, cash flow keuangan, dan segala sendi kehidupan. Awaken, The Giant Within, menawarkan hipotesis bahwa penyebab motivasi menurun lantaran tujuan hidup kita yang semakin kabur atau tidak jelas.  Buku ini akan memandu: 

Bagaimana caranya mengoptimalkan potensi dari dalam diri dan menemukan kembali tujuan hidup yang hilang.

Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat 

Sumber gambar: Gramedia.com

Sekilas dari judulnya, buku karya seorang blogger bernama Mark Manson ini adalah buku anti-motivasi. Ya, ada benarnya karena ia mencoba membalikkan paradigma lama terkait tujuan hidup dan kesuksesan dengan pertanyaan menggelitik: Apakah kita memang benar-benar ingin sukses? Atau kita ingin sukses hanya karena melihat orang lain sukses? Kenapa bersusah payah menyenangkan orang lain dengan membuat diri kita menderita? Apakah mereka juga memikirkan kita?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline