Saat pertama kali mendapat pekerjaan, pasti yang dirasakan adalah senang tiada terkira. Namun, lama-lama, rutinitas dan pekerjaan yang nyaris sama setiap hari, deadline yang ketat dan kerjaan yang makin banyak, membuat kamu merasa terbebani dan terpenjara.
Menurut Donna Turner, praktisi sumber daya manusia Experd seperti dilansir Kompas.com, bisa jadi hal tersebut adalah kondisi yang dinamakan job burnout. Dikutip dari Alodokter.com, beberapa gejala job burnout adalah sebagai berikut.
Semangat bekerja hilang dan kelelahan
Menjalani rutinitas pekerjaan akan terasa berbeda dengan saat pertama kali menjadi karyawan. Semangat hilang dan berubah menjadi rasa terpaksa. Akibatnya, energi terkuras sehingga memicu kelelahan yang sangat hebat.
Performa kerja menurun
Kehilangan minat terhadap pekerjaan yang digeluti dapat menyebabkan kinerja menurun. Hal ini terjadi karena sulitnya konsentrasi, merasa tidak kompeten dan terbebani sehingga menghambat kinerja maksimal.
Mudah marah
Orang yang sedang merasakan gejala job burnout cenderung mudah marah, apalagi jika semuanya tidak berjalan sesuai ekspektasi. Ditambah lagi, performa kerja yang menurun pun bisa menyebabkan pekerjaan terus menumpuk yang berpotensi besar memicu stres dan si penderita burnout menjadi lebih sensitif.
Menarik diri dari lingkungan sosial
Pekerjaan yang dijalani lebih dianggap sebagai beban hidup, daripada sebuah kewajiban yang mesti dijalani dengan ikhlas. Penderita burnout pun sering sudah kehilangan kebanggaan akan pekerjaannya. Imbasnya, mereka menjadi rendah diri dan mengisolasi diri dari lingkungan sosial.
Mudah sakit