Lihat ke Halaman Asli

Wahai Penghangat Jiwa, Aku Kedinginan.

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut ini yang aku cari hanyalah suara di kedalaman. Katanya membuka pintu itu adalah segalanya. Melangkah mendekat, aku terbelenggu.


Di atas ini yang aku ingin temukan adalah langkah. Katanya tetaplah bersabar, kau menggali kekosongan. Bergerak maju, terhenti aku di gerbang, terbengkalai mengulur waktu.


Di poros ini segalanya terikat. Katanya akhir tepian ada di ujung syukur. Tak juga nanti, kenapa cinta demikian arahnya.


Dalam tarian ini aku menghela nafas. Katanya ia akan berbagi jiwa. Menggenang di celah makna, hingga mentari membalik malam.


Pinggiran bordes, 14/08/2012 23:10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline