Lihat ke Halaman Asli

Kadar Cinta

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Katanya, Putih nembak kamu, ya?" mata Nila berkilat, ingin tahu.

"Iya, tapi aku tolak." jawabku datar, sambil terus mengunyah.

"Kok ditolak? Kamu tahu, kan, kalau Putih itu idola di komplek ini?"

"Bodoh amat..."

Nila menggelengkan kepalanya. Keras. Hingga kalungnya mengeluarkan bunyi gemerincing. "Kamu nggak tertarik sama kalung berliannya?"

Ah, saudara kembarku ini memang matre. Kadar cinta selalu dinilai dari barang-barang berharga. Capek kalau harus menjelaskan ini-itu padanya. Kutandaskan makanan di piring keramik bergambar bunga mawar, kesukaanku.

"Aku sudah jadian dengan Belang." sekali lagi kulempar jawaban datar.

Kusapukan tanganku ke wajah, menjilat-jilat sedikit. Lalu meninggalkan Nila yang terbengong.

"Meong..." aku bergelung manja di pangkuan tuanku.

Diikutkan dalam #FF2in1 NulisBuku.com tema kedua - Love somebody by maroon 5




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline