Lihat ke Halaman Asli

Kama

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku hanya ingin angin sampaikan ini padamu
rasa yang bahkan aku sendiri tak tau
makna yang sebenarnya. menggantung di langit langit jantungku

rasa yang merenda sisi sisi hati dengan deru secepat bumi
ketika kuyu yang biru mendera fantasi yang rapuh ini
seperti kelaras yang gugur dari ranting ranting jati

sering aku buta oleh cahayamu yang purnama
tajam melobangi retina dan pupil mata
ambisi sang jelata

kadang diammu adalah belati menyayat
membelah rusuk kiri dan menusuk belikat
menderas getah getah rindu yang melebihi sekarat

lalu malamku terlewat tanpa mimpi Arimbi yang nekat

tetapi kuning melatiku cahaya lilinku
dirimu begitu dekat sehingga kupeluk bau tubuhmu yang lekat
rekah bibirmu jaring laba laba pemerangkap lalat

dan aku selalu tak mampu berteduh ketika suaramu gerimis
aku bahkan tak mau berteduh
karena gerimis adalah ular yang berdesis
karena gerimis adalah irama yang romantis
karena gerimis adalah sihir Isis
yang mengobati luka dahaga
yang menyuburkan ladang ladang cinta

kemudian aku dan kamu lebur dalam hujan yang paling gerimis
berbagi desis

Rangkasbitung 22102013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline