Lihat ke Halaman Asli

Dian Minnie

Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Jangan Nyinyir dengan Ngatain Orang Hedon

Diperbarui: 16 Mei 2022   13:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah lama menghilang dari dunia tulis menulis, kini kembali Saya tergelitik untuk menyampaikan uneg-uneg Saya dalam bentuk tulisan. Ya... Saya tergelitik dengan pernyataan seorang teman yang mengatakan Saya hedon.

Selama Saya menghilang dari dunia tulis menulis memang Saya mengejar mimpi, menata hidup setelah mencoba berdamai dengan diri sendiri. Saya mulai semuanya dari nol. Jika ada yang pernah membaca tulisan Saya yang berjudul "Resign Sebelum Mendapatkan Pekerjaan Pengganti", apa yang saya tuliskan tersebut ternyata tidak semulus bayangan. Saya merasa hanya dimanfaatkan untuk mengelola online shop teman Saya. Dari situ Saya mulai berpikir kenapa Saya tidak menghidupkan lagi online shop Saya sendiri karena mengingat usia sudah tidak bisa menjadi PNS.

Alhamdulillah setelah saya berdamai dengan diri Saya sendiri, menerima bahwa jalan kesuksesan itu tidak harus menhadi PNS, lambat laun ada perbaikan dalam hidup baik dari sisi finansial maupun spiritual. 

Kembali ke pokok permasalahan kata HEDON. Dalam budaya kita, hedon hanya dipandang sebagai ajang hura-hura, buang-buang duit hanya karena kesenangan dunia semata. Hedonisme diambil dari bahasa Yunani 'hedonismos' yang artinya 'kesenangan'. Berdasarkan KBBI, hedon atau hedonisme diartikan sebagai sebuah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.

Kemudian, mohon maaf ukhti dan akhi yang kerap mengatasnamakan agama seringkali menyarankan untuk mengingat adanya kehidupan pasca kematian dan secara tidak langsung mengatakan bahwa orang hedonis itu salah. 

Saya memang jaaaauuuh dari kata baik atau alim atau sholehah bahkan bisa dikatakan masih terus belajar ilmu agama. Tidak seperti seseorang yang mengatakan Saya HEDON, beliau Saya anggap lebih baik ilmu agamanya jika dibandingkan dengan Saya  Namun menurut Saya tidak salah juga seseorang itu HEDON. 

Sekaraang Saya tanya, siapa yang merasa bahwa hidup ini tidak butuh kesenangan? Albert Camus, seorang filsuf menyatakan bahwa "salah satu jenis keanggkuhan spiritual adalah saat orang berpikir bahwa mereka bisa bahagia tanpa uang".

Menurut Saya, kesenangan itu berbanding lurus dengan kemampuan. Kalau Anak Pejabat, Artis atau Orang-orang Kaya Baru mau HEDON dengan mobil mewah, liburan ke cappadocia, pakaian brandded ya tidak masalah. Sebaliknya Kita yang biasa saja hanya berpakaian bisasa, berkendara motor, liburan ke tepi sawah kalau merasa bahagia ya memang mampunya begitu. 

Seseorang dikatakan hedon menurut pandangan saya ketika mereka memaksakan sesuatu yang tidak seharusnya, apalagi atas nama jerih payah orang tua. Misalnya, seorang dari keluarga menengah ke bawah karena ingin terlihat keren mengikuti tren dengan memaksakan diri memakai barang-barang branded itu baru HEDON!

Hedonis menurut teori Aristuppus meyakini bahwa di dunia ini ada dua hal, kesenangan dan rasa sakit. Prinsip penganut paham hedonisme ini adalah memaksimalkan kesenangan dan meminimalisasi rasa sakit atau penderitaan dalam hidup. Mereka percaya bahwa kesenangan dan kebahagiaan seseorang haruslah lebih banyak jika dibandingkan rasa sakit. 

Sekarang, apa salahnya berhedon-hedon ria jika memang Saya atau Kita mampu untuk memiliki dan membeli. Saya suka membeli makanan yang memang harganya tidak murah, tetapi tidak berarti mahal juga. Sepemahaman Saya kategori mahal atau murah itu berbanding lurus dengan kemampuan finansial. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline