Lihat ke Halaman Asli

Dian Minnie

Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Menikah Bukan Balap Lari, Jangan Asal Cepat

Diperbarui: 17 Mei 2016   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki usia yang "cukup" mungkin bagi kalian yang masih single, sempat terlintas di dalam hati untuk mendapatkan seorang pasangan yang bisa mendampingi di kala susah maupun senang dan bisa menjadi partner yang asyik dalam traveling atau pun sekadar “teman” di malam hari. Apalagi jika sebagian dari teman sudah banyak yang menikah bahkan sudah mempuyai satu atau dua anak.

Namun di balik semua itu akan ada setumpuk hal yang dapat membuatmu tidak bahagia ketika kamu bersama dengan “orang yang salah”, kenapa? Karena pernikahan paling ideal sekalipun tak akan pernah luput dari masalah, apalagi kalian yang hanya ingin sekadar “cepat menikah” dengan tidak mempedulikan “dengan siapa” kita menikah.

Beberapa fakta-fakta yang akan terjadi setelah pernikahan, menurut survei dan yang seharusnya difikirkan secara matang sebelum memutuskan cepat menikah:

1. Financial

Jika kalian memutuskan menikah cepat, lalu kalian berdua belum bekerja dan tidak punya penghasilan dari sebuah usaha, mau makan apa? Mengandalkan orang tua? Yang sudah punya penghasilanpun kadang tak cukup dikarenakan gaya hidup orang yang berbeda-beda, apalagi yang belum siap secara finasial. Kemudian jika nanti langsung dikaruniai seorang anak, mau dikasih makan apa? Cinta?

2. Rumah tangga bukan hanya sekadar “seks”

Jika motivasi pertama kalian untuk cepat menikah adalah karena seks, dengan alasan menghindari zina maka bersiaplah untuk gigit jari, karena seks tanpa kebutuhan sandang, pangan dan papan yang terpenuhi adalah “nothing” dan “impossible”

3. Kebiasaan pasangan

Sebelum menikah ada baiknya cari tahu kebiasaan pasangan anda terutama yang berkaitan dengan gaya hidup, bagi perempuan jangan coba-coba menikah dengan laki-laki tak berpenghasilan jika kebutuhan bulanan kalian setinggi langit bahkan untuk sekadar pergi ke salon, dan bagi laki-laki carilah wanita yang gaya hidupnya “sesuai” dengan penghasilanmu, ingat! jangan paksa anak perempuan orang lain untuk hidup sengsara dengan dirimu :)

4. Hubungan Keluarga

Sebelum memutuskan menikah pastikan kalau pasanganmu itu bukan laki-laki “anak mami” yang dalam mengambil keputusan selalu melibatkan mertua, mau jadi apa rumah tangga kalian jika setiap masalah yang ada dalam keluargamu masih “disetir” mertua yang pemikirannya penuh subjektifitas terhadap menantu perempuannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline