Lihat ke Halaman Asli

Min Adadiyah

nakes ahli gizi, pembelajar manajemen abadi

Aku dan Kamu Saling Menjaga

Diperbarui: 25 Juni 2021   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini, aku sudah bersiap ke sekolah. Ada pengumuman di grup kelas untuk mengembalikan buku yang dipinjamkan setahun yang lalu. Buku yang sebagian besar masih belum selesai kubaca tentu saja. Aku tak serajin itu untuk membaca semua lembar demi lembar dari hampir 20 buku yang dipinjamkan kepadaku dari perpustakaan sekolah. Buku paket istilahnya. Beberapa di antaranya sempat kubaca karena memang menjadi bahan untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tapi selebihnya belum selesai kubaca. 

Pagi-pagi ibu sudah menyiapkan  sarapan untuk kami semua. Ayah hari ini juga  bersiap lebih awal karena ada kelas pagi. Sebagai seorang mentor di lembaga kursus keterampilan stir mobil tentu ayah tidak bisa menggantikan tugas tersebut menjadi kelas daring. 

Maka, ibu selalu berpesan agar kami saling menjaga. Ibu selalu menyiapkan masker untuk  kami pakai saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain. Ibu juga menyiapkan vitamin tambahan selain mengupayakan agar makanan yang kami konsumsi selalu bergizi. Selain itu,  ibu tak jenuh mengingatkan agar tersedia hand sanitizer  di tas agar  kami bisa segera mencuci tangan setiap saat. 

Aku tiba di sekolah persis di jam yang dijadwalkan. Kami diatur agar datang ke sekolah menepati waktu. Setiap 1 jam dijadwalkan ada 20 anak yang datang. Aku rasa, semua orang berusaha menepati jadwal tapi aku mulai melihat kejanggalan ketika keluar dari perpustakaan. Ada beberapa teman  yang masih berkerumun di samping pos satpam. 

"Maya!"panggil seseorang di kerumunan tersebut. Aku menoleh. Ternyata ada Shafika di antara kerumunan  puluhan anak itu. 

"Ya?" sahutku ragu. Rasanya sudah lama sekali tak bertemu dengan mereka meskipun kami masih bertemu di zoom atau google meet kelas. 

"Sebelum pulang, kita makan bakso yuk, kangen kan lama kita gak ketemu?"ajaknya sambil mendekat ke arahku. Di sampingnya ada Nadia yang juga berjalan ke arahku. Mereka mengenakan masker juga sepertiku. 

"Emm.., tapi kata ibu aku harus segera pulang setelah selesai mengembalikan buku."ujarku. Sebenarnya aku juga kangen  karena sudah sangat lama tidak bertemu dengan mereka. 

"Sebentar aja, cuman makan bakso aja. Habis itu kita  pulang."rayu Nadia. 

"Memangnya mau makan bakso di mana sih?"tanyaku mulai tergoda. Bakso dengan kuah panas dan sambal pasti terasa nikmat sekali. 

"Di depot ujung jalan?"tawar Shafika. Aku berpikir ulang, apakah akan menerima atau menolak ajakan Shafika. Depot bakso di ujung jalan masuk ke arah sekolahku itu memang enak sekali. Selalu ramai di kunjungi pembeli. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline