Lihat ke Halaman Asli

Min Adadiyah

nakes ahli gizi, pembelajar manajemen abadi

Urap Ramban

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pagi ini untuk kesekian kalinya mbak Lis datang ke meja saya. "Mau nglarisi apa bu?"tanyanya. Saya  tersenyum dan mendengarkannya melakukan "presentasi" beberapa saat kemudian. Ada aturan yang tidak memperkenankan pedagang keluar masuk di tempat kerja kami sehingga tidak ada jualan yang dibawa masuk. Dia parkir di luar area, masuk menawarkan dagangannya (kami sering iseng menyebutnya "presentasi") dan jika ada yang dirasa cocok dan kemudian pesan, mbak Liz akan membawakannya beberapa menit kemudian.

Mbak Lis ini adalah seorang ibu rumah tangga yang menjalankan bisnis dalam bidang kuliner. Dia memiliki produk makanan mulai dari  gembus, tape goreng, rolade, tempe mendoan, rollade daun singkong, aneka peyek : kacang, daun bayam dan rebon, cethil dan urapan. Dia biasa berkeliling dengan produk nya tiap pagi. Hampir selalu, jam 07.30 WIB dia sudah sampai di sekitar kantor kami. Sejak masih membawanya dalam gendongan hingga kini dia biasa berkeliling dengan sepeda motornya.

Urapan mbak Lis menjadi istimewa karena dia menggunakan bahan yang mungkin tidak selalu lazim dipakai. Kebanyakan kuliner nasi urap biasanya menyajikan daun singkong, sawi, bayam dan daun hijau sejenis. Namun urapan yang dibuatnya  ini menggunakan nama RAMBAN.

Bagi anda  yang belum pernah mendengar mengenai ramban, berikut penjelasannya. Ramban (sepengetahuan saya) adalah kumpulan beberapa jenis sayuran yang dipetik dari pinggir-pinggir sawah.  Mirip selada air (jawa : kenci) tapi bukan. Pada umumnya, sayuran jenis ini tidak ditanam secara khusus. Bisa dikatakan, sayuran tersebut adalah sekelompok rumput liar yang kebetulan enak untuk dijadikan makanan.

Cara makan ramban ini dengan cara direbus untuk kemudian nantinya dicampur dengan bumbu kelapa. Bumbu kelapanya sendiri dibuat dari kelapa parut, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, garam dan gula secukupnya.

Saya tidak tahu persis kandungan gizi yang ada di dalam sayuran ini kecuali satu yang bernama "krokot". Kebetulan nama "krokot" ini muncul dalam daftar komposisi bahan makanan (DKBM)  yang menjadi buku wajib buat saya saat jadi mahasiswa gizi dulu. Dia dikenal memiliki kandungan vitamin A yang tinggi. Selebihnya? saya masih belum tahu hingga hari ini.

Ada yang penasaran dengan produk kuliner yang satu ini? Selain mbak Lis yang biasa berkunjung ke RS PKU Muhammadiyah Temanggung sekitar jam 07.30 hingga jam 09.00 pagi, anda juga bisa mendapatkannya di  Pasar Entho Parakan..tempat wiskul yang murah meriah dan (semoga) sehat...

Hemm...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline