Mendarat dengan posisi tidak menguntungkan, yaitu tersungkur membuat hidung Atlas sedikit bengkok. Sedang Gady dalam posisi yang aman. Dia bangkit. Energinya seakan pulih di tempat itu.
"Di mana kita Atlas?"
"Indonesia. Ini adalah Jogja. Dan gunung yang menantang itu adalah merapi namanya. Itu gunung yang beberapa waktu yang lalu telah aku gambar. Dan kamu tahu, keadaan sekeliling ini adalah karena kerusakan yang sama persis tertulis di layar."
"Ya tulisanku." Gady menunduk. Dia seakan bersalah menyebabkan ini semuanya. Dia tak menyangka kalau akibatnya sedemikian parahnya. Ternyata apa yang dituliskan terkadang jauh dari yang terjadi. Bahkan kerusakan yang terjadi di sini teramat parah dari pada tulisan yang tidak sengaja dia tulis. Tapi kadang ada juga, kenyataan lebih indah dari pada yang tertulis. Semuanya berbeda. Dan memang bukan keahlian Gady untuk menyamakan. Toh, dia hanyalah penulis. Sedang alam ini ada yang menguasai, Zat yang dahsyat.
"Ya, aku tak tahu tulisan siapa. Yang pasti tulisan itu benar."
"Apa yang akan kita lakukan untuk menyelamatakan semua ini? Kita bukan Zat yang dahsyat itu Atlas."
"Tugasmu hanya menulis dan tugasku hanya menggambar."
"Aku tak paham?!"
"Di sini bukan di tempat kita. Di sini aturan kita tidak berlaku. Sekarang kamu tuliskan hal yang akan terjadi dengan sebaik-baiknya. Kamu hilangkan kehancuran berubah menjadi keindahan dan damai. Tak ada lagi bencana, kelaparan dan juga kekuasan tak semestinya."
"Itu tidak boleh."