Lihat ke Halaman Asli

Mini GK

Penulis Muda Yogyakarta

Pahatan Kalung Kakilangit

Diperbarui: 2 September 2017   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gejog Lesung (dok. Dimas)

Tidak ada mendung, hanya kulit saya merasakan sentuhan nyes, semilir dari pepohonan yang menaungi hampir di sepanjang perjalanan saya sore itu. Senja baru saja menampakkan diri sebelum, masih agak lama menuju petang. Saya berdiri di belakang rumah Mas Budi yang juga merupakan 'markas' tempat beliau menghabiskan nyaris seluruh waktunya.

Mata saya tertuju pada tumpukan kayu, limbah kayu dan beberapa macam peralatan yang entah apa fungsinya, yang saya paham itu dinamakan alat bubut.

"Di sini saya biasa bekerja," Mas Budi mulai memperkenalkan diri dan segala macam aktifitas yang dilakoninya.

Jika kamu bertanya sebenarnya saya sedang apa dan di mana? Maka bolehlah saya jawab kalau saat itu saya (sebetulnya tidak hanya sendirian tapi juga bareng teman Genpi Jogja) sedang melakukan perjalanan piknik pintar di daerah Rumah Adat Mangunan.

Saya tidak akan bercerita banyak, fokusnya hanya pada Mas Budi dan usaha yang dilakukannya; bisnis kerajinan kayu.

Pernah jalan-jalan ke Malioboro atau toko-toko souvernir lalu melihat aneka oleh-oleh lucu dari kayu? Misal mobil-mobilan, kalung, gantungan kunci sampai nampan dan miniatur gedung bertingkat?

Pernah?

Jujur saja saya lagi tergila-gila dengan kalung etnik dari bahan kayu. Saya bukan kolektor tapi merasa bahagia punya beberapa biji kalung kayu tersebut. Semakin bahagia karena akhirnya saya bisa ketemu Mas Budi yang merupakan salah satu pengerajin kayu.

Tadi sebelum saya masuk 'bengkel' keren yang punya banyak mesin bubut, saya lebih dulu terpesona oleh produk-produk yang di pajang di ruang depan rumah Mas Budi. Sepertinya Mas Budi tahu kalau saya sangat-sangat tertarik dengan usahanya kerajinannya, maka tidak lama-lama beliau langsung mengajak saya ke belakang dan mengenalkan sekaligus mempraktekan cara membuat kerajinan tangan yang simpel.

"Ini mau membuat apa?" tanya saya diantara deru mesin bubut yang memekakkan telinga (saya enggak yakin bakal kuat jika setiap hari harus berurusan dengan mesin yang begitu berisik). Dan bayangkan, Mas Budi setiap hari berurusan dengan mesin tersebut.

"Ini mau buat yoyo." Mas Budi mengambil beberapa alat lain dan terus dengan lincah membuat permukaan kayu menjadi halus. "Tahu yoyo?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline