Kerudung dan Dinding
Diperbarui: 25 Juni 2015 21:50
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com
Menyendiri di antara sekat dinding sepertinya aman, pada akhirnya dinding-dinding itu riuh menertawakan dengan menyebutnya ketinggalan jaman.
Tercengang, setelah membuka jendela memandang bagitu riuhnya detak waktu yang telah meninggalkan sepi.
Monalisa senantiasa tersenyum di dalam bingkainya. Ternyata aku hanya manusia. Yang terlalu cengeng menyingkap kerudung kehidupan di luar sana.
MK Taipei, 21122011