Lihat ke Halaman Asli

Ramadhan in Blue

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14057982601666768397

Dengan sedikit menahan rasa kantuk aku memaksakan diri berjalan menuju 3rd street, seorang teman asal Republik Dominika, Daniel, sudah menungguku disana, didekat Subway. Ditengah padatnya jadwal kuliah dan menumpuknya tugas, weekend seharusnya menjadi waktu yang paling ditunggu-tunggu untuk tidur dan bermalasan dirumah, ditambah lagi malam tadi harus rela melewatkan waktu sahur dan menunggu buka pukul 08.30 nanti.

Kulihat senyuman Daniel dengan gigi putihnya sudah bersinar di ujung jalan sana. Tubuh gepuknya menyandang sebuah tas ransel dan payung hitam. Perkiraannya hari ini akan turun hujan. Tanpa payung, jaket, ataupun sepatu, aku menghampiri Daniel dan bersiap berangkat. Dua teman yang seharusnya ikut dengan kami hari ini membatalkan janjinya; berat hati mereka untuk meninggalkan tempat tidur. Daniel terlihat bersemangat sekali. Mungkin karena dia akan bertemu dengan sesuatu yang sangat disukainya setiap hari – makanan.

Melewati Ramadhan di musim panas terkadang memberikan tantangan tersendiri. Selain durasi siang yang lebih panjang daripada malam, berbagai acara-acara besar biasanya diadakan dimusim panas, karena cuacanya yang cerah dan dalam masa liburan sekolah. Terhitung sudah tiga acara besar kulewati tanpa harus mencicipi makanan lezat yang dihidangkan diatas meja. Menelan liur pun tak bisa lagi, dan harus segera memalingkan mata. Dan hari ini, Ramadhan akan terasa biru dengan Blueberry, dan sekali lagi, harus rela menikmati tanpa harus mencicipi.

Bluberry Festival

[caption id="attachment_334369" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu papan nama di Blueberry Festival, sumber: Koleksi Pribadi"][/caption]

Setiap tahun di musim panas, kota Bethlehem mengadakan sebuah acara besar yang bernama Blueberry Festival; sebuah festival termanis di musim panas. Makanan-makanan tradisional yang terbuat dari buah blueberry, seperti blueberry pies, strudel, coffee cake, dan ice cream, tersedia rapi di berbagai tenda-tenda putih yang didirikan di hamparan rumput hijau daerah Burnside Plantation. Setelah berjalan selama 40 menit, akhirnya aku dan Daniel sampai di pintu masuk Blueberry Festival.

[caption id="attachment_334370" align="aligncenter" width="640" caption="Di dekat pintu masuk Blueberry Festival, sumber: Koleksi Pribadi"]

14057983701017377227

[/caption]

[caption id="attachment_334371" align="aligncenter" width="640" caption="Dua ekor kuda sedang dimandikan, sumber: Koleksi Pribadi"]

1405798438888938512

[/caption]

Pemandangan di Blueberry Festival menampilkan pemandangan kehidupan Countryside di Amerika. Kandang hewan-hewan ternak mulai dari Kambing, Domba, dan Itik memenuhi sisi kanan jalan. Sebuah lapangan luas dengan beberapa ekor kuda Poni terlihat diujung jalan. Didekatnya, ada beberapa tenda tempat mencicipi Wine dan Beer yang dibuat dengan cara tradisional. Pernak-pernik hasil tenunan tangan memenuhi toko-toko assesoris tradisional. Tentu saja, berbagai makanan olahan tradisional serta buah dan sayuran segar banyak dijual di festival ini.

[caption id="attachment_334372" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu stand di Blueberry Fetsival, sumber: Koleksi Pribadi"]

140579853223971816

[/caption]

[caption id="attachment_334373" align="aligncenter" width="640" caption="Salah satu buah-buahan di stand di Blueberry Festival, sumber: Koleksi Pribadi"]

1405798639286725296

[/caption]

Sebuah Rumah besar masa Kolonial masih berdiri kokoh didaerah ini. Terlihat, perempuan-perempuan dengan pakaian tradisional khas Amerika tempo dulu yang sering muncul di film-film. Mereka berdiri di beberapa tenda dan didalam dapur dekat rumah. Ketika melihat mereka, aku teringat dengan orang-orang Amish yang berada di negara ini. Tipikal pakaian orang-orang Amish biasanya sangat mudah dikenali dengan gaya pakaian seperti petani di Amerika. Orang-orang Amish menolak menerima kehidupan modern, dan menjalani aktifitas keseharian mereka tanpa penggunaan listrik dan alat-alat elektronik lainnya.

[caption id="attachment_334374" align="aligncenter" width="481" caption="Foto salah satu wanita berpakaian tradisional khas petani Amerika tempo dulu, sumber: koleksi Pribadi"]

14057987471760733679

[/caption]

Seorang wanita menghampiri kami dan menawarkan untuk mengikuti Tur di Rumah Tua milik salah satu petani disini dahulu. Petani pemilik rumah ini hidup dimasa pemerintahan Presiden Abraham Lincoln. Bahkan, wajah si petani di foto terasa hampir mirip Presiden Lincoln. Satu persatu ruangan kami lewati; rasanya seperti melewati sejarah kehidupan petani di Amerika. Alat-alat masak, tempat tidur, serta perabotan rumah masih terawat dengan baik. Orang-orang Amerika dahulu menggunakan tali sebagai penyanggah tempat tidur dibawah Kasur, bukan menggunakan papan. Ada sebuah kunci kayu yang akan dibeikan orang tua ketika si anak akan tidur. Kunci kayu itu berguna untuk mengencangkang tali tempat tidur, mencegah agar kasur tidak melongsor jatuh ke lantai.

Sebuah jam besar hasil kerajinan tangan berdiri di sudut ruangan. Dahulu, jam dinding ini sebagai tanda kekayaan. Ukiran-ukiran rumit yang terpahat di setiap bagiannya memberikan kesan kalau jam ini tidak selesai dalam hitungan hari. Satu dapur dengan menggunakan kayu bakar terletak diluar rumah. Biasanya, istri petani menggunakan dapur ini untuk memasak keju, jus buah, susu, dan makanan lainnya dengan cara tradisional tanpa menggunakan alat dan teknologi. Tiga orang wanita berpakaian tradisional memperagakan cara membuat jus secara tradisional di Amerika.

[caption id="attachment_334375" align="aligncenter" width="640" caption="Tempat tidur tempo dulu, sumber: Koleksi Pribadi"]

1405798855505694851

[/caption]

[caption id="attachment_334376" align="aligncenter" width="640" caption="Suasana dapur petani Amerika tempo dulu, sumber: Koleksi Pribadi"]

14057989382006308338

[/caption]

Dibalik semua kemajuan di bidang ilmu dan teknologi yang dimiliki Amerika, masyarakat-masyarakat petani yang menggantungkan diri pada perkebunan buah dan sayuran masih bisa ditemui dengan mudah. Blueberry Festival merupakan salah satu wadah bagi orang-orang tradisional ini menampakkan diri mereka serta mengajak orang-orang diluar sana untuk sedikit melihat sejarah dan merasakan kehidupan tradisional yang jauh dari sentuhan teknologi. Seperti warna biru yang terdapat pada Blueberry, kehidupan Countryside bisa membawa cinta dan kedamaian sejenak lepas dari kesibukan masa kini.

[caption id="attachment_334377" align="aligncenter" width="640" caption="Tenda-tenda di Blueberry Festival, sumber: Koleksi Pribadi"]

14057991151220301087

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline