Lihat ke Halaman Asli

Three Valuable Things for You, My Friends..

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sewaktu kecil, pikiranku selalu dipenuhi pertanyaan-pertanyaan tentang akan jadi apa dimasa depan nanti. Sering kuperhatikan teman-teman sepermainan di lingkungan rumah; mereka selalu ceria, terlihat bahagia, dan yang paling penting mereka tampak selalu mendapatkan apa yang diinginkan dari orang tua mereka; jika tidak dapat, gampang sekali cara meresponnya. Mereka cukup diam, cemberut, marah-marah, bahkan menangis tak henti sampai orang tua mereka memberikan apa yang diinginkan. Kulihat ayah dan ibu mereka senantiasa menuntun dan memandu setiap langkah yang akan diambil di masa depan. Mereka punya kakak yang sudah bisa dibilang sukses dan siap menyediakan tempat dan fasilitas yang dibutuhkan untuk kesuksesan belajar mereka nanti. Aku selalu bingung, karena dalam keluarga, aku tak punya ayah tempatku bertanya tentang masa depan; beliau meninggal saat usiaku tiga tahun. Soal kakak, aku punya kakak. Sayangnya, dia juga ikut jejak ayahku menghadap Ilahi dalam usia masih bayi, meninggalkan posisi anak tertua pada diriku.

Keluargaku termasuk dalam kategori keluarga yang tidak terlalu memandang penting pendidikan. Tak ada satupun dari keluarga besarku yang sukses melanjutkan pendidikan ke jenjang Sarjana. Kebanyakan dari mereka merasa cukup dengan pendidikan SD, bahkan jenjang pendidikan ini saja sudah cukup menguras tenaga dan pikiran mereka untuk bisa lulus; beberapa orang yang beruntung bisa menyelesaikan sampai jenjang SMP dan SMA, kemudian menikah. Untungnya, Ibuku belajar dari pengalamannya ketika tidak mampu menamatkan jenjang SD; dia menyesal tidak bisa menyelesaikan pendidikan SD karena terlalu banyak bermain-main. Untuk membayar kesalahannya, dia menempatkan harapan pada anaknya agar bisa sekolah setinggi mungkin, sekaligus untuk merubah persepsi orang-orang kalau orang tua sepertinya yang tak mampu menamatkan SD pun bisa menyekolahkan anak-anaknya melebihi dirinya. Dalam kondisi sebagai single parent serta berjuang sendiri bekerja untuk menghidupi anak-anaknya, aku bisa memahami kenapa beliau memiliki harapan seperti itu dan ingin membuktikannya pada orang-orang sekitar.

Jadi, masa kecilku penuh kebingungan tentang: What am I gonna do? Who will guide me? Can I continue my studies to university? Am I smart enough? What am I gonna be in the future? What field of study am I gonna learn? Dan lain sebagainya. Tapi, aku sangat paham bahwa aku tidak bisa gagal; aku harus menjadi seseorang; apapun itu, bagaimanapun itu, aku harus bisa setidaknya mewujudkan harapan ibuku: sekolah setinggi-tingginya dan membuktikan pada orang sekitar kalau seorang perempuan yang tidak tamat SD juga mampu membesarkan dan menyekolahkan anaknya. Alhamdulillah, sejauh ini harapan Ibuku bisa kupenuhi: aku berhasil mendapatkan beasiswa studi S2 ke Inggris, dan sekarang sedang menjalani studi S3 di Amerika dengan beasiswa lagi.

Aku punya keyakinan kalau situasi yang kuhadapi sewaktu kecil ini juga dihadapi oleh anak-anak lainnya di luar sana. Bahkan, tidak sedikit yang masih berkutat dalam situasi ini dan mencari cara untuk menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan masa depan  hingga saat  sudah dewasa. Jika kalian termasuk didalamnya, cobalah pahami dan lakukan tiga hal berikut ini.

1.Belajar dari yang terbaik

Bagaimanapun kondisi tempat tinggal anda, keluarga, teman dan lain sebagainya, pandai-pandailah mencari cara untuk mencari orang-orang yang berprestasi, kemudian pelajari mereka; baca semua hal tentang mereka; bagaimana cara mereka melewati masalah; bagaimana cara berpikir mereka, dan seterusnya. Anda harus bisa meluangkan waktu tersendiri untuk ini. Pernahkah anda berpikir kenapa teman-teman sepermainan anda atau teman sekelas saat kecil bisa mendapatkan hal yang berbeda dari yang anda dapatkan sekarang? Padahal kalian memainkan permainan yang sama waktu kecil, belajar dari guru yang sama di sekolah. Jawabannya adalah mereka melakukan hal yang berbeda, makanya bisa menjadi berbeda; anda hanya tidak mengetahui apa hal berbeda yang mereka lakukan dahulu.

Orang-orang terbaik ini bertebaran dimana-dimana, seperti di TV, media sosial internet, koran, majalah, buku dan lain sebagainya. Belajarlah setiap hari dari mereka. Perlu dipahami bahwa belajar disini bukan berarti mereka mengajarkan anda secara khusus, bukan. Sebagai contoh, saat kecil, aku tidak pandai bicara, tapi aku ingin bisa berbicara didepan umum. Lalu, muncullah A’a Gym di TV sebagai salah satu penceramah terkenal yang memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan materi, serta mempunyai cara yang berbeda dalam menyampaikan lelucon dalam setiap ceramahnya. Beliau menggunakan kata-kata dan penjelasan yang terkesan sederhana, namun menyentuh dan menyadarkan. Aku pun memutuskan untuk mendengar ceramahnya setiap pagi di radio.

Setiap hari minggu, salah satu channel TV menyiarkan ceramah beliau, dan selalu kusempatkan menontonnya. Setiap kali mendengar dan menonton ceramahnya, aku selalu menganalisa apa yang membuat ceramahnya bagus, bagaimana cara dia menyampaikan ceramah, bagaimana ekspresi wajah yang ditampakkannya, dan lain-lain. Selepas mendengar ceramah beliau, biasanya aku akan praktekkan cara beliau bicara, kuambil beberapa kata-kata dan ekspresi yang sesuai denganku. Dalam setiap kesempatan berbicara atau diskusi disekolah, kupraktekkan apa yang telah kupelajari. Hasilnya, cara bicaraku tampak berbeda dari siswa lainnya, dan itu menjadi sebuah keistimewaan. Siswa lainnya berbicara tanpa panduan, hanya menerka, tapi aku punya pemandu, guru, dan dia yang terbaik dibidangnya. Inilah salah satu cara belajar dari orang yang terbaik; anda yang mencari cara bagaimana bisa mendapatkan pelajaran darinya.

Ingatlah, anda bukanlah orang pertama yang menjalani hidup di dunia. Kehidupan ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Maka, ambillah keuntungan dengan belajar dari orang-orang yang telah lebih dahulu memulai hidup dan sukses menggapai mimpi. Setiap fase kehidupan yang anda lewati, anda harus memiliki sosok-sosok orang terbaik yang bisa kalian tiru agar bisa menjalani fase kehidupan yang sedang anda lalui dengan baik. Anda harus mampu belajar keluar dari lingkungan dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas berbagai media elektronik maupun cetak walaupun secara fisik anda bergaul aktif dengan lingkungan sekitar.

2.Pola pikir

Cobalah setiap kali berbincang atau mendengarkan dialog dengan orang-orang hebat, selami cara berpikirnya. Ketika membaca buku, novel, dan lain-lain, analisa cara berpikir si pengarang. Cari, selami, dan kumpulkan berbagai cara berpikir orang-orang sukses disekitar anda. Disaat anda melakukan ini, anda akan merasakan perubahan dalam pola pikir anda yang berbeda dari pola pikir orang kebanyakan di sekitar. Biasanya, kualitas dari pola pikir seseorang sangat ditentukan dengan siapa dia belajar, buku dan bacaan seperti apa yang dibacanya, tontonan seperti apa yang digemarinya, dan lain-lain. Semua itu layaknya bagai sebuah input yang akan menentukan output; input yang berkualitas akan bisa menghasilkan output yang berkualitas. Oleh karena itu, bijaklah dalam memilah setiap hal yang akan menjadi input bagi pikiran anda karena akan menentukan output yang akan anda dapatkan.

3.Tekun dan Kerja Keras

Buang jauh-jauh pikiran kalau kesuksesan selalu ditentukan oleh inteligensi yang ditunjukkan dengan nilai Rapot atau IPK yang tinggi. Kesuksesan itu selalu tentang ketekunan dan kerja keras. Silahkan baca dan eksplor kisah-kisah orang-orang sukses, di akhir anda akan menemukan kalau bukan intelligensi yang mengantarkan mereka pada kesuksesan. Setiap orang bisa mengasah inteligensi yang dimilliki, tapi tidak semua orang mampu bertahan lama dalam ketekunan dan kerja keras untuk sesuatu yang diimpikannya. Biasanya, ketika anda sudah sering belajar dari orang-orang terbaik, anda akan memiliki pola pikir yang cerdas dan mampu mengatur rencana hidup untuk dicapai dimasa depan; di poin ini, ketekunan dan kerja keras bermain.

Ada begitu banyak tips dan motivasi untuk sukses dan melakukan transformasi hidup diluar sana; mendapatkannyapun tidak sulit. Namun, tips dan motivasi tidak bisa memperbaharui dan mentransformasi kehidupan anda tanpa mulai bertindak. Cobalah mulai dengan melakukan tiga hal diatas, setidaknya itu mengantarkanku memenangkan dua beasiswa luar negeri dan studi di Inggris dan Amerika.

Good Luck :) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline