KERANJANG RINDU DAN LORONG WAKTU
Tak bisa ku hentikan detik demi detik berlalu
Inginku waktu tak lagi berputar
Biar selamanya kita tinggal
Dalam indahnya kebersamaan
Tapi janjiku padamu dan harapmu padaku
Akan kuingat di setiap hari hari ku
Pasti, tidak akan ku menangis lagi
Tidak akan kuberduka sekalipun luka menggoresnya
Janji, hari hari kan kulalui dengan senyum
Seperti pintamu sebab kutahu
Senyumku adalah bahagia mu...
Tentang rindu..., tak perlu ragu
Semua rindu telah rapi kusimpan
Dalam keranjang yang kutitipkan padamu
Bila waktuku tiba dikau boleh membukanya
Dan di sana..., dikau akan melihat senyumku
Sebab kita pernah menghiasinya dengan cinta
Sedang cintaku selamanya untuk mu
Terima kasih untuk hari hari indah
Tanpa romantisme..., terkesan monoton
Sederhana dan biasa biasa saja
Tapi dari kesederhanaan itu ia bertumbuh
Dan bermekaran di dada
Dikau sang pujangga meski tidak sempurna
Tapi telah mencinta dengan cara yang sempurna
Cinta dikau membeti aku penghidupan
Mengajarkan aku bahwa ia juga pengharapan
Cinta inginkan aku tidak menangis lagi
Cinta yang merelakan sebahagian dirinya pergi
Cinta agung tak pernah kuduga tapi sangat kurindu
Cintamu yang tidak berbatas waktu
Sedih kini tak lagi berati langkah
Kususri lorong waktu dengan tabah
Berharap kelak ia akan mempertemukan kita
Sebab benihnya telah engkau titipkan padaku
Di sana dikau dengan keranjang rindu ku
Di sini aku dengan lorong waktu mu
Jika takdir berpihak pada cinta kita
Lorong waktumu akan menuntun aku kembali pada mu
Kan kujaga dia dengan kasih, segenap cinta
Sebab inginku ia meminta kembali keranjang rindu
Yang dulu kutitipkan kepadamu...
Kendari, 12 oktober 2014