Lihat ke Halaman Asli

Cathaleya Soffa

Ibu Rumah Tangga

Puisi | Ketika Aku Sudah Tua

Diperbarui: 14 Agustus 2019   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aas Nuraisiyah, sumber: gallup.com

Tidak sebentar ternyata. Waktu yang merangkak lebih cepat dari bayanganku. Adalah ruh kita yang perlahan melapuk. Meninggalkan bekas jejak. Terlupa oleh deru denyut jantung yang terus berdegub.

Kala itu wajah wajah kita hanyalah potret manja. Remaja belia yang digulung asmara. Pada lekuk lekuk kotak dadu. Tersudut pada rindu cinta dan dilema.

Namun engkau. Lentera yang kau sulut telah melelehkan sebuah kebekuan. Air yang mengalir. Embun yang berbulir. Sungai yang meliuk. Hutan dengan rimbanya. Langit dengan wajah birunya. Lautan membentang. Bunga bunga tumbuh bermekaran.

Tentang kita yang dipacu rindu. Wajah yang tak lagi ranum. Cukuplah kita merekatkan hati. Genggaman tangan mengikat lebih erat. Sedekat hati kita yang terpaut kasih. Hingga sisa usia ini tak bisa kupintal lagi.

Biar.

Biar kukecup kening senja. Biar tersulur segala jejak janji janji. Tentang kita yang tak lagi muda. Usia ini makin renta. Masihkah kita saling menggenggam rasa? Semoga sehidup sesyurga.

#dituliskembali #5September2018

14 Agustus 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline