Lihat ke Halaman Asli

Cathaleya Soffa

Ibu Rumah Tangga

Bulan Jatuh di Pangkuan (2)

Diperbarui: 20 Mei 2019   23:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Tanpa ada gugusan bintang bintang. Awan menepikan percik cahayanya. Jatuh timbul dan kemudian tenggelam. Kembali dalam gelap yang paling gelap.

Kau datang dengan lisan berkrisan. Membawa sekantong lentera dan segenggam rasa. Kupigurakan ia dalam segenap jiwa.

Rembulan jatuh di pangkuan. Menyemak butir butir embun yang lintas di udara. Tak ada sesak. Tak ada rukhsah.

Ini perjalanan seorang musafir. Tuntaslah sudah.

Rembulan jatuh di pangkuan. Setelah ia singgah sebagai srigunting. Mewacana menjadi sansekerta. Ia kemudian bermutiara. Lantas kujumputi. Kutelaah dengan hikmah bermakna.

Rembulan jatuh di pangkuanku. Menumbuki riuh. Menyauh di pelabuhan di sebuah teluk.  Tak ada apa apa selain ilhami pituturmu itu. Sabdamu cintaku.

20 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline