Lihat ke Halaman Asli

Cathaleya Soffa

Ibu Rumah Tangga

Puisi | Rembulan dan Rumah Kita

Diperbarui: 25 April 2019   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rumahberinfo - WordPress.com

Aku memetik putik putik cahaya. Saat rembulan jatuh. Membenturkan diri pada sekolam kaca kaca di matamu. Ada resah menjelujur. Retak dan sekarat.

Lesuku menunggu cuma cuma. Pada riyak riyak waktu hanya kujumpai sesak. Rembulam terbenam dalam temu yang sangat lama. Membawa sekerat roti dan segelas lemon tea. 

Ah sudahlah. Angin itu rumah kita sekarang. Tak akan kemana mana kecuali cinta memisahkan. Rindu menjauhkan. Tapi ruang dan jarak hanyak sebatas lintasan. Kamu tetap kita. Rembulan dengan cahaya redupnya. Tangan kita tetap saling menggenggam bukan?

Ya, rembulan itu membawa seluas hati kita yang luruh di pangkuan. Aku akan memungutinya. Kusimpan dalam laci. 

Lalu aku mematutkan diri menjelajahi ruang bercahaya. Sampai guratan guratan berkasnya sirna. Pupus dalam waktu dan sepi. Hanya ada rumah kita di sini. Tempat bersemayam jejak dan bayang bayang anak anak yang riuh. 

Kita bergembira. 

25 April 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline