Lihat ke Halaman Asli

Cathaleya Soffa

Ibu Rumah Tangga

Derita Lombok Duka Kita Bersama

Diperbarui: 10 Agustus 2018   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore ini Lombok masih mengaduh. Menangisi hari hari yang kian jauh dari mereka yang ditinggalkan. Pergi menuju Robb nya. 

Tak ada yang terpapar dari legitnya matahari siang tadi. Berteduh  diantara tenda dan biduk biduk. Tangis isak sedu sedan bersama kawan.

Ah... masih banyak luka ternyata. Diantara puing puing dinding yang terserak. Berjatuhan segala rupa. Menimpa mereka hingga berdarah darah. Kini mata mereka terpejam. Rebah untuk sementara.

Mengapa bumi begitu marah? Berguncang hebat. Memporakporandakan tanah gedung dan apa saja yang ada di atasnya. Tak terkendali.

Mengapa bumi begitu marah? Meluluhlantakkan segala yang ada. Menghabisi keberanian para penghuninya. Bergelimpangan tak tentu arah. Kocar kacir. Tumpang tindih.

Ini menyakitkan. Nyeri yang sangat. Hati yang lara. Raga yang terluka...

Pun lihatlah.

Kaki kaki mereka berhamburan saling berkejaran. Tangan tangan memapah kepala. Lidah lidah mereka bergetar mengingati Nya. Tasbih tahmid takbir tak henti dilirihkan.

Tanah Lombok sedang berduka.  Derita yang tak diinginkan terjadi atas kehendak Nya. Mari doakan bersama. Atas mereka yang masih terbalut luka. Semoga Tuhan beri kemampuan untuk jalani ini semua. Diberi kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan. Dan dipulihkan kesehatannya.

Ciputat, 10 Agustus 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline