Lihat ke Halaman Asli

Tetap Tenang dan Cari dengan Teliti

Diperbarui: 12 Oktober 2015   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tidak seperti hari-hari lainnya, entah kenapa pada hari itu aku merasa sangat semangat dan bahagia sekali untuk melakukan aktivitas rutin ku. Pada hari itu, aku merasa seakan-akan burung-burung bernyanyi dan para malaikatpun seakan-akan ikut menyambut hari yang indah tersebut.

Segera setelah menunaikan ibadah sholat subuh di surau samping rumah, aku langsung merapikan tempat tidur dan membersihkan kamar tanpa diberi rambu-rambu oleh ibuku, pada saat itu seakan-akan aku telah disuntik atau diberi ramuan penyemangat entah dari mana dan siapa yang telah melakukannya.

Selesai merapikan dan membersihkan tempat tidur ku, setelah itu aku pergi ke dapur dengan niat membantu ibu di dapur, setelah sampai di dapur ternyata ibu sudah hampir menyelesaikan ritual memasaknya, dan dengan sedikit heran ibu bertanya padaku.

“ ada acara apa hari ini, kok kelihatannya semangat sekali apalagi nggak mbangkong kaya’ hari-hari lainnya san ?” tanya ibu, “iya nih bu’ hasan juga bingung, nggak tau kenapa hari ini hasan ngerasa semangat tingkat dewa, walapun dewanya udah bubar sekarang hehehe…” jawab ku sambil bergurau dengan ibu, dan kami berdua pun akhirnya tertawa bersama di pagi hari yang indah itu.

Setelah menyelesaikan ritual masak-memasak di dapur bersama, aku dan ibu berbagi tugas untuk membersihkan rumah, mumpung pada hari itu adalah hari libur sehingga aku bisa membantu ibu sampai semua pekerjaan rumah di pagi itu selesai dengan baik. Saat menyapu depan rumah, ayah datang menghampiriku dan mengajakku ke kebun belakang rumah setelah selesai menyapu.

Ketika sampai di kebun belakang rumah, betapa banyaknya tanaman sayur-sayuran yang siap untuk dipetik dan dimasak dirumah, tanpa kusadari akupun tersenyum lebar melihat tanaman-tanaman yang tumbuh subur tersebut. Kemudian aku bergegas mendekati ayah dan mengikuti semua petunjuknya tentang bagaimana cara memanen sayur-sayuran tersebut dengan benar. Saat itulah pertama kali aku melihat senyum bahagia di wajah ayah, setelah sekian lama tidak berbicara dengannya.

Jam yang melingkar di tangan menunjukkan pukul 08.00 pagi, setelah selesai membantu ayah memanen sayur-sayuran tersebut aku kembali masuk ke rumah untuk membantu ibu menyiapkan sarapan di ruang makan, walaupun belum bisa disebut sebagai ruang makan seutuhnya. Setelah semuanya siap, aku pergi ke kamar adikku dan membangunkannya untuk sarapan.

Sekitar pukul 08.25 kami sarapan bersama-sama, dengan diselingi canda tawa, saat dimana aku menyadari, betapa jarangnya aku makan bersama dengan keluarga ku yang begitu hangat karena seringnya aku pulang terlambat dirumah.

Baiklah aku pikir cukup sampai disini saja menceritakan kegiatan pagi hari ku pada hari itu, dan mari kita lanjutkan pada kejadian yang tidak terduga pada hari yang awalnya sangat cerah dan indah itu yang kemudian berubah menjadi kelam.

Sebelum kejadian itu, aku beserta teman-teman ku sedang bermain petak umpet di kebun belakang rumah yang menurut kami tempat yang sangat pas untuk dijadikan bermain petak umpet. Ketika hendak mulai bermain, ibu memanggil ku dan menitipkan kunci rumah kepada ku, karena pada saat itu ibu, ayah dan adikku hendak pergi ke tempat paman di kampung sebelah.

Setelah itu, aku kembali ke tempat anak-anak bermain petak umpet dan segera memulai permainan ini. Beruntungnya, aku menjadi yang bersembunyi dan akupun bersembunyi diantara rerimbunan semak-semak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline