Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Cerpen: Pasrah Hati Seorang wanita

Diperbarui: 5 Desember 2021   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilahbanten. Co.id

Langit  memerah. Lengkungan jingganya berwarna warni sebagai ornamen menuju kaki langit. Lukisan kemolekan alam yang tak terperi. Di pantai, deru ombak saling berkejaran, seiring derap langkah kaki telanjang anak nelayan yang mengikuti arah mata angin. Bermain dikecipak air laut.

Sinar mentari mulai meredup. Senja akan tiba. Cahayanya memerah. Deru angin di pantai tanjung Kerasak sepoi. Anak-anak nelayan masih bermain dengan kecipak air. Lahirkan suara harmoni alam. Disudut pantai seorang wanita berkulit putih masih bertahan. Lambaian daun pohon kelapa menjadi tempat sandarannya. Bola matanya amat asyik menyaksikan tingkah anak nelayan yang saling berkejaran diselingi derai tawa yang tak terbatas. Bebas lepas ke udara yang hampa. Tanpa beban sedikit pun.

Sinar mata wanita berkulit putih tampak nanar. Bola matanya menyirat kedukaan yang amat mendalam. Ada seonggok sesal dalam relung nuraninya yang terdalam. Ada rasa kesal yang tak terobati. Kedukaan hati yang tak terperi tampaknya. Ada kenestapaan yang tak mampu terpecahkan.

Wanita berkulit putih itu masih menatap tajam aksi anak-anak nelayan di pantai. Senja makin mengelam. Sekelam duka yang dialaminya. Sekelam hatinya. Bola matanya menyiratkan kelaraan yang sungguh amat mendalam. Ada seuntai kenestapaan dalam hati dan jiwanya. Ada rasa sesal yang terkandung. Ada beban hidup yang tak terperikan.

Narasi duka yang dia lontarkan kepada wanita-wanita sejawatnya sebagai bentuk kompensasi atas duka yang dialaminya ternyata berbuntut derita yang tak terperi yang tak mungkin dilupakannya. Dirinya sama sekali tak menyangka kondisi deritanya akan menjadi makin lara. Solusi sesaat yang dilontarkan wanita-wanita sejawatnya ternyata hanyalah instan. Solusi sesaat. Bukan penyelesaian masalah yang membelitnya.
" Sabar,Bu. Saya akan datangi wanita yang merengut kebahagian Ibu. Saya akan sadarkan dia. Saya akan nasehat dia.," ujar wanita sejawatnya yang tua dengan nada lembut.
" Dan ibu harus mempertahankan suami ibu sampai tetes darah penghabisan. Dasar wanita sundel dan tak bermartabat. Wanita perusak rumah tangga orang," pekik wanita tua itu lagi.
' Saya ikut bersedih Bu. Semoga ini adalah cobaan untuk Ibu dan keluarga yang kini sedang berada diatas angin. Mohon sabar saja,Bu. Banyak-banyak bertawakal kepada yang Maha Pengasih,' saran wanita sejawatnya yang seumuran dengan dia. 

Dan wanita berkulit putih itu merasa saat itu dukungan dan support dari para sejawatnya sungguh luarbiasa. Mareka datang dari berbagai penjuru arah mata angin. Tanpa diundang.Menyampaikan rasa simpati yang mendalam Seakan-akan ikut merasakan kedukaan yang dialaminya. Toleransi sesama kaum wanita.

Kehidupan rumah tangga wanita berkulit putih dengan keluarga  awalnya sungguh harmoni bak komposisi nada musik Mozzart yang dimainkan dalam sebuah orkestra. Suaminya seorang pekerja keras dan pecinta keluarga. Dua anak perempuan mareka sangat cantik dan pintar. Banyak keluarga yang iri melihat keharmonisan pasangan keluarga muda ini. Dan setiap kali berjumpa dengan para sejawatnya, ucapan harmoni dan serasi selalu didapatkannya dengan tulus dari sejawatnya.

Berkat kerja keras sang suami, kini mareka bisa dikategorikan hidup mapan. Rumah besar dengan halaman luas. Sebuah mobil sedan terparkir di halaman rumah. Pergaulan sang suami amat luas. Koneksinya banyak hingga ke luar daerah. Kolega suaminya kelompok bangsawan pikiran bangsa yang punya pengaruh penting dalam mengambil keputusan baik di daerah maupun pusat. Tak pelak dalam seminggu biasanya suaminya selalu keluar kota.

Pertemuan suaminya dengan wanita muda adalah awal keretakan dan disharmoni rumah tangga mareka. Wanita muda yang kecantikannya masih dibawah dirinya namun memiliki bola mata yang khas sehingga mampu menarik perhatian setiap orang yang berbincang dengannya, Kerenyahan tawa dan gaya bernarasi  yang simple dengan intonasi suara yang merdu adalah ciri khas wanita muda itu. Wanita berkulit putih itu tahu dengan wanita muda itu karena pernah berjumpa dalam sebuah arisan.

Ketika dirinya tahu dengan pertemanan sarat batiniah antara suaminya dengan wanita muda itu,Wanita berkulit putih itu merasa kebebasan yang diberikan kepada sang suami telah disalahgunakan sang suami. Suaminya dianggap telah melakukan korupsi kepercayaanya yang luarbiasa. Kepercayaan yang tulus ikhlas kepada suaminya yang telah diberikannya disalahgunakan secara tak bermoral oleh suaminya.

Tak pelak kegeramannya tak terkendali. Wanita berkulit putih yang dikenal sejawatnya sebagai wanita sederhana dan bijaksana menjelma menjadi macan. Menerkam kesana kemari tanpa kendali.
Dan ketika narasi kedukaan yang dilontarkannya kepada wanita-wanita sejawatnya, kedukaan terus melanda keluarga muda ini. Konon kabarnya isu tentang perselingkuhan suaminya menjadi penghias suratkabar lokal. Tak pelak suaminya drop atas pemberitaan itu. Suaminya amat terpukul atas berita itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline