Puisi Satu
Cahaya matahari sedang berkemas-kemas
Aku masih menatap aksara liar yang ada di otakku
Riuh gempita suara kokok ayam menggempitakan semesta
Meramaikan otakku yang masih disemuti aksara
Puisi Dua
Matahari sudah diatas kepala
Derap langkah para pejuang kehidupan terdengar riuh di telingaku
Mataku masih manatap aksara dan aksara
Sementara alunan kopi di gelas sudah membangkut
Hitam ampasnya menghias bibir hitamku