Opini : Raungan Gitar Eet Sjahranie dalam 48 Tahun Perjalanan God Bless
Usai merilis album " Semut Hitam " yang amat populer dan terlaris di tahun 1985, God Bless harus kehilangan gitarisnya Ian Antono yang mundur dari band rock yang dibangun semenjak tahun tahun 1975 itu. Padahal menurut info yang beredar, saat itu God Bless yang digawangi Ahmad Albar sebagai vokalis utama dan di dukung para pemusik rock top pada eranya, yakni Jockie Suryoprajogo pada keyboard, Donny fatah sebagai pembetot bass dan Teddy Sujaya sebagai drummer sedang mempersiapkan album baru.
Ditinggal Ian Antono, para personil God Bless tentu saja harus mencari gitaris pengganti. Nama Eet Sjahrani pun menjadi pilihan. Kolaborasinya dengan para personil God Bless seperti Jockie Suryoprajogo, Teddy Sujaya dan Ahmad Albar dalam album solo vokalis God Bless Bis Kota menjadi selling point bagi Eet untuk bergabung di grup God Bless. Apalagi pada era itu, Eet Sjahrani dikenal pula sebagai pengisi gitar pada beberapa solois rocker tanah air yang musiknya banyak digarap Jockie Suryoprajogo dan Teddy Sujata. Sebut saja nama rocker Mel Shandy, Hesty Briza dan sederet nama penyanyi tanah air lainnya.
Kehadiran Eet Sjahrani dalam kelompok musik God Bless memberi warna baru dalam harmoni dan komposisi musik God Bless. Raungan gitar berbau cadas yang dimainkan Eet Sjahrani dan menjadi ciri khasnya Eet, membuat warna musik God Bless terasa berbeda dengan tiga album sebelumnya, yakni Huma Diatas Bukit, Musisi dan Semut Hitam dimana gitar diraungkan Ian Antono.
Tak heran banyak pengamat, pemerhati dan pecinta musik tanah air, khususnya pecinta musik rock menganggap warna musik God Bless di eranya Eet sjahrani sebagai gitaris terasa sangar dan cadas. Sangat kontradiksi dengan suara raungan gitar dalam tiga album God Bless sebelumnya. Perubahan warna suara gitar yang sangat sangar dan metal membuat album Maret 89 God Bless terasa dasyat dan menghingarbingarkan panggung musik rock tanah air.
Dalam album Maret 89 God Bless itu, raungan gitar Eet sungguh sangat cadas dan memberi kesan God Bless sangat sangar. Coba kita dengar lagi di album Maret 89 itu, diantaranya Raksasa, Menjilat Matahari hingga Sang Jagoan rengsekan tangan Eet di fret-fret gitar sangat metal.
Demikian pula ketika Eet sjahrani dan Ian Antono yang kembali bergabung dalam Album God Bless " Apa Kabar ", permainan cadas gitar Eet Sjahrani tak terelakan saat berkolaborasi dengan permainan gitar ian Antono yang sangat lembut.
Dan sungguh tak terasa, tahun 2021 ini kelompok musik rock tanah air God Bless sudah memasuki usia 48 tahun dalam panggung musik rock tanah Air. Sebuah perjalanan yang sangat panjang bagi sebuah grup yang mengibarkan warna musik rock di kancah musik tanah air. Sebuah perjalanan yang sarat dinamika dan penuh perubahan dalam menantang kehidupan. Tak terkecuali, hadirnya sebuah new sound gitar eet Sjahrani yang pernah mewarnai perjalanan God Bless selama 48 tahun ini. Rock never die.
Duduk sendiri di sini kutatap langit
Sambil kupetik gitar kucumbui senja
Ombak lautan seolah ajak bicara
Tentang sebuah mimpi
Tentang jalan yang panjang
Langit makin merah
Diam saja
Toboali, 9 september 2021