Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Gedung Nasional Toboali, Simbol Empat Pilar Bangsa

Diperbarui: 10 Februari 2021   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung Nasional Toboali/dokpri

Kalau anda, para Kompasianer pelesiran ke Kota Toboali, Bangka Selatan, maka anda akan melihat sebuah bangunan tua yang berdiri dengan sangat kekar  di pusat Kota Toboali Ibukota Kabupaten Bangka Selatan . Bangunan kuno ini  dikenal masyarakat Toboali dan sekitarnya dengan sebutan Gedung Nasional Suhaili Toha Toboali yang berdiri kokoh   di jalan jenderal Sudirman Kelurahan Toboali Kota, Kecamatan Toboali, Bangka Selatan. Bangunan kuno dan tua  ini adalah karya besar masyarakat Toboali dan sekitarnya.

Bagaimana tidak, dengan semangat gotong royong yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa ini dan ciri khas bangsa ini, masyarakat Toboali berhasil membangun sebuah gedung yang kini tetap berdiri kokoh  di jantung Kota Toboali.

Berdasarkan cerita dari Sekretaris Pembangunan Gedung Nasional semasa hidup Mohammad Ali Budjang, gedung nasional selesai dibangun pada tahun 1951. " Dananya berasal dari sumbangan masyarakat Toboali dan sekitar. Termasuk para karyawan PT. Timah yang bekerja di unit Toboali. Dan sumbangan yang diberikan masyarakat bukan hanya dalam bentuk uang saja, namun ada yang berbentuk pasir, batu, kayu sesuai dengan kemampuan masyarakat sendiri. Pembangunan gedung nasional itu murni swadaya masyarakat Toboali dan sekitar," cerita Mang Ali saat itu.

Ide pembangunan gedung Nasional Toboali berasal dari ide dan pemikiran Wedana Toboali saat itu R. Abdullah. Sebagai Wedana, R. Abdullah merasa sudah saatnya Toboali untuk memiliki gedung pertemuan yang representatif mengingat Toboali saat itu belum memiliki gedung pertemuan yang mampu menampung orang dalam jumlah yang banyak." 

Sebagai Wedana, beliau berpendapat bahwa sudah selayaknya Toboali memiliki gedung pertemuan yang representatif mengingat Toboali adalah Kota terbesar setelah pangkalpinang dan Sungailiat. Pada sisi lain berbagai kegiatan yang dilaksanakan seringkali melibat masyarakat dalam jumlah besar," ujar M. Ali Budjang.

Pembangunan gedung yang memakan waktu pengerjaan sekitar 24 bulan itu dikerjakan oleh kontraktor asal Toboali Lie Yung. Sementara desain kontrusksinya dibuat oleh karyawan PT Timah wilasi Toboali bagian bangunan M. Yusuf Bahir. Dan yang amat membanggakan, Gedung Nasional Toboali ini merupakan Gedung Nasional pertama yang dibangun di daerah Kepualauan Bangka Belitung.

Dalam perjalanannya Gedung Nasional bukan hanya digunakan sebagai tempat pertemuan masyarakat Toboali dan sekitar semata, namun gedung hasil swadaya masyarakat ini kerap digunakan sebagai tempat pertunjukan kesenian dan perhelatan pasar malam. Pada era tonil masih jadi idola, berbagai grup Tonil dari berbagai daerah sekitar tahun 1960 kerap tampil di gedung nasional ini.

Gedung yang sempat berganti nama menjadi gedung " Suhaili Toha : sebagai bentuk pernghormatan terhadap salah satu Pahlawan Toboali ini dimanfaatkan warga Toboali dan sekitar sebagai pusat kegiatan olahraga. Berbagai pertandingan bulutangkis acapkali digelar di dalam gedung ini. Demikian pula dengan perhelatan pertemuan berbagai organisasi,  acapkali menjadikan gedung nasional sebagai lokasi pertemuan mengingat daya tampung yang dimiliki gedung ini amat memadai. Bahkan kini Gedung Nasional sering dijadikan sebagai tempat untuk acara resepsi pernikahan warga.

Kini di era Toboali sebagai Ibukota Bangka Selatan,  di kawasan depan gedung nasional sebagai simbol semangat gotongroyong masyarakat dan simbol empat (4) pilar Bangsa selalu ramai pada malam hari. Sejumlah anak-anak muda Toboali dan sekitar menjadikan halaman depan gedung ini sebagai pusat berkumpul dan bercengkrama dan bertukarpikiran dan pandangan sembari menikmati kopi dan makanan ringan yang dijajakan pada pedagang yang mulai ramai saat matahari mulai tenggelam.  

Gedung Nasional Toboali adalah  bukti sebuah fakta  sejarah bahwa dengan semangat kegotongroyongan, apapun bisa terjadi. Dan semangat gotong royng adalah simbol luhur bangsa ini yang menjadi jati diri bangsa ini. Ngomong-ngomong, menurut para Kompasianer, sudah layakkah gedung Nasional Toboali ini dijadikan situs budaya bangsa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline