Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Ketika sang Pengabdi Terabaikan

Diperbarui: 28 Agustus 2018   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam konteks kekinian, tak terhitung dengan jari tangan jumlah para guru dan pendidik yang berstatus sebagai honorer. Mereka mengabdi diberbagai institusi pendidikan dari mulai Taman kanak-kanak (TK) hingga Sekolah menengah atas (SMA) di pelosok negeri ini, dari Miangas hingga Pulau Rote. Para pahlawan tanpa jasa ini tanpa kenal lelah, terus mengabdi dan memberi pengetahuan untuk mencerdaskan anak bangsa, sebagaimana amanat konstitusi negara.

Status sebagai honorer tak menyurutkan langkah dan nurani mereka untuk terus berjuang membagi ilmu guna melahirkan putra putri bangsa yang cerdas, berilmu, dan bermartabat demi kejayaan bangsa dan negara ini. Status Non PNS yang mereka sandang tak mengeringkan kemulian hati mereka, para guru dan pendidik ini untuk terus mengajar dan memberi pengetahuan bagi generasi penerus bangsa demi kejayaan Nusantara yang sejahterah dan berkeadilan.

Ketika test penerimaan CPNS di buka, tebersit di hati mereka, para guru dan pendidik honorer ini untuk menaikkan status diri sebagai Aparatur Sipi; negara (ASN). Tapi sedikit pula para pahlawan tanpa jasa ini yang harus menggantung asa dilangit nan biru. 

Pengalaman tahunan sebagai guru dan pendidik harus terkalahkan oleh soal-soal akademisi. Pengalaman tahunan sebagai pelahir bangsawan pikiran bangsa harus terkalahkan dengan para penjawab soal-soal akdemisi yang lebih segar dan fresh yang menjadikan profesi mulia itu sebagai batu loncatan untuk meraih jabatan yang lain diluar sebagai pendidik. Sebuah keironisan.

Namun para pahlawan tanpa jasa ini tidak pernah mengeluh dan putus asa dalam menularkan ilmu dan mendidik anak-anak bangsa yang tersebar dari sabng hingga Merauke. Mereka terus mengabdi dan mengabdi untuk melahirkan penerus bangsa dan negara ini. Asa yang digantungkan dilangit nan biru terus diimpikan untuk diraih dan digapai tanpa mengeringkan kemulian hati sebagai pendidik tunas-tunas bangsa.

Kini, asa dan harapan yang tergantung dilangit nan biru itu terbuka lebar. Penerimaan CPNS akan segera direalisasikan pemerintah tahun ini. Para pahlawan tanpa jasa yang telah mengabdi dalam hitungan tahun harus berjuang meraih asa dan mimpi itu. 

Tokoh proklamator bangsa Bung Karno dengan sangat tegas dan lugas menyatakan bahwa kita sebagai bangsa jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dalam sejarah negeri ini begitu banyak pahlawan tanpa jasa mengabdi hingga akhir hayatnya sebagai pencerdas anak bangsa dengan status sebagai guru honorer. Sungguh malang.

momentum penerimaan CPNS tahun ini, sudah sepatutnya dapat dijadikan kontemplasi diri bagi semua pihak, terutama pengemban amanah rakyat untuk belajar dan belajar dengan tidak melupakan para pahlawan tanpa jasa ini yang telah mengabdi dan mengabdi dalam hitungan tahun sebagai pendidik dan guru tanpa harus melanggar aturan dan peraturan yang berlaku. Haruskah para pendidik dengan pengalaman tahunan ini kembali terabaikan dan termarginalkan hingga akhir hayat hidupnya dengan menyandang status sebagai guru dan pendidik honorer?

Wahai para pemimpin bangsa dan daerah yang terhormat. Inilah momentum yang tepat dan cerdas untuk mengaplikasikan diksi bersejarah dari Bung Karno untuk tidak melupakan sejarah pengabdian para pendidik dan guru honorer di negeri ini yang telah mengabdi dalam hitungan waktu yang panjang guna mendidik tunas bangsa sebagai pendidik. Salam dari Kota Toboali. (Rusmin) 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline