Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Elite Negeri, Malukah Tuan Kepada Johanis Gama Soal Semangat Nasionalisme?

Diperbarui: 18 Agustus 2018   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aksi patriotisme dari siswa SMP yang bernama Johanis Gama Marschal yang memanjat tiang bendera demi berkibarnya Sang saka merah Putih pada Hari kemerdekaan 17 Agustus lalu membuat bulu kuduk merinding. Bagaimana tidak, seorang generasi millenial, dengan penh kesadaran dan tanpa perintah dari siapapun, dengan semangat patriotisme langsung memanjat tiang bendera demi berkibarnya Sang Saka merah Putih diangkasa nan luas.

Johanis Gama Marschal atau yang akrab di sapa Joni adalah potret nyata anak bangsa yang berdiam diri di negeri ini tentang nasionalisme dan patriotisme harus bergelora dalam setiap raga anak bangsa. Semangat yang dulunya diajarkan, bukan hanya lewat buku dan cerita para orang tua wajib disemaikan dalam nurani setiap anak bangsa yang dilahirkan di negeri ini. Bahwa semnagta nasionalisme, patriotisme dan martabat bangsa adalah segalanya. Tak dapat ditawar-tawar. Wajib terpatri dalam jiwa anak negeri Indonesia.

Pada sisi lain, narasi tentang patriotisme terus bergelora dari umbaran mulut para elite negeri. Apalagi menjelang hari Kemerdekaan 17 Agustus. Suara mereka, para elite negeri menggelegar yang dapat kita saksikan di media televisi. Seolah-olah jiwa patriotisme mereka sudah mengakar dalam tubuh mereka. Celakanya, di belakang meja mereka justru menggaruk uang rakyat dengan berbagai dalih untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya demi kelanggengan kekuasaannya.

Demikian pula bicara soal diksi nasionalisme, mereka kaum elite negeri seolah-olah paling nasionalisme. Seakan-akan negeri ini atapnya runtuh tanpa mereka para elite negeri ini. Sementara di belakang meja, mereka justru menggarong uang rakyat dengan dalih untuk menggurita kekuasaan  di negeri ini tanpa malu melihat anak bangsa kelaparan dan bergizi buruk.

Saya tak dapat membayangkan bagaimana nurani para elite negeri menyaksikan heroiknya  Joni saat menaiki tiang bendera? Entah bagaimana perasaan mereka, para koruptor saat melihat semangat yang menyala-nyala dalam raga siswa SMP itu saat berusaha membetulkan tali di ujung tiang bendera demi berkibarnya bendera Merah Putih di hari yang amat sakral bagi seluruh rakyat negeri ini? Malukah mereka, para elite negeri ini kepada Joni? 

Bagi Joni, membela Merah putih adalah harga mati. Tak dapat ditawar-tawar. Soal kesusahan hidup keluarga di NTT, bukan dalih baginya untuk tidak menyalakan semangat nasionlisme dalam raganya. Joni telah mengajarkan kepada kita semua, anak bangsa yang berdiam dari sabang hingga merauke bahwa semangat patriotisme harus terus digelorakan dalam sanubari tanpa apologi apapun.

Joni telah mengajarkan kepada kita bahwa semangat heroikme kepada negeri tidak harus diumbar di media dan di publik ramai hanya untuk pencitraan demi nama baik dan kehormatan diri. Bagi siswa SMP itu, semangat nasionalisme harus tertanam dalam sekujur jiwa hingga akhir hayat.

Sudah sepantasnya aksi heroik Joni dijadikan bahan kontemplasi diri bagi para elite negeri untuk kembali bersadar diri dan kembali ke jati diri dengan kembali berbakti kepada negeri dengan tulus dan ikhlas sebagaimana yang telah diajarkan para pendahulu bangsa ini yang dengan gagah berani merebut kemerdekaan bangsa dari kaum penjajah tanpa kompensasi atau harapan tertentu. 

Bagi para pejuang tempo dulu dan Joni siswa SMP kini, semangat heroikme membela tanah air dan kehormatan bangsa adalah sebuah pengabdian dan sebagai bentuk terima kasih buat Ibu pertiwi yang bernama Indonesia.

Terima kasih buat Johanis Gama Marschal, ' pahlawan " kekinian dari timur Indonesia. Semoga ajaranmu tentang semangat heroikme, nasionalisme dan patriotisme tentang martabat bangsa Indonesia  harus tetap terjaga dan dijaga akan menyala dalam relung jiwa seluruh anak bangsa. salam hormat buat Joni dari Kota Toboali, Bangka Selatan. (Rusmin)

Toboali, 18 agustus 2018  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline