Lihat ke Halaman Asli

Rusmin Sopian

Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Pak Jokowi, Kapan " Ngayau " ke Toboali?

Diperbarui: 23 Juni 2017   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Jokowi yang terhormat,

Saya Rusmin, warga bangsa yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung (Babel). Saya, di hari yang istimewa buat Bapak yang hari ini berusia 56 tahun, ingin mengundang bapak ke daerah saya Toboal mengngat saya sangat iri dengan warganegara lainnya yang daerahnya sering Bapak kunjungi. Padahal jarak dan masa tempuh dari Istana sangat jauh bila dibandingkan dengan daerah saya, Toboali.

Dari istana Jakarta, jarak tempuh ke Kota saya cuma dalam hitungan menit. Dengan pesawat 45 menit Bapak sudah tiba di bandara Depati Amir Pangkalpinang, Ibukota provinsi Babel. Dari bandara menuju Toboali hanya di tempuh dalam waktu 1,30 jam. Dan sepanjang perjalanan menuju Toboali, Bapak akan disajikan panorama alam berupa berjajarnya perkebunan rakyat baik sawit maupun karet serta lada yang merupakan komoditas unggulan daerah Toboali, Bangka Selatan dan Babel khususnya sebagai sumber pendapatan masyarakatnya.Selain itu dalam perjalanan, Bapak akan melihat rumah-rumah warga yang tak kalah kelas dengan perumahan warga di Kota besar. Jalanan super mulus akan mengiringi perjalanan Pak Presiden hingga akhirnya tiba di Kota Toboali.

Di Toboali, Bapak bisa langsung melihat pantai dan laut yang mengelilingi Kota Toboali. Mulai dari Pantai Nek Aji hingga pantai Batu Kapur bahkan Batu Belimbing yang kini jadi ikon ibukota Bangka Selatan itu dengan kekhasan Batu Belimbing yang mungkin cuma satu-satunya di dunia.

Di tengah Kota Toboali, ada bangunan sejarah yang dapat dikatakan sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa ini. Wisma Samudera yang dulunya menjadi pusat pemerintahan Kota Toboali sebelum dimekarkan menjadi daerah otonomi pernah disinggahi oleh Bung Karno yang saat itu diasingkan ke Mentok Bangka Barat. Dihalaman bangunan tua yang mirip dengan geduang Joeng 45 Menteng Jakarta ini, Bung Karno berorasi untuk membakar semangat perjuangan warga Toboali yan memang terkenal sangat heroik.

Tak jauh dari Wisma samudera, ada bangunan cagar budaya berupa Benteng Toboali yang dulunya dijadikan markas oleh Belanda dan Portugis pada waktu kaum imprerialisme itu menguasi negara kita. Benteng ini terasa sangat istimewa karena pada tahun 1825 direbut kembali oleh kaum pejuang Toboali yang dipimpin oleh Raden Ali.

Sekitar 200 meter dari wisma Samudera ada bangunan monumental yang menggambar semangat kebhinekaan warga Toboali sekaligus aplikasi empat pilar yang kini kembali didengungkan di seluruh pelosok negeri. Bangunan yang berdiri kokoh dipusat Kota Toboali ini dibangun tahun 1952 secara swadaya oleh masyarakat. Bangunan bersejarah itu adalah Gedung Nasional yang dibangun oleh masyarakat secara gotong royong.

Soal makanan, jangan khawatir Pak Presiden. Toboali dikenal sebagai daerah penghasil ikan di Babel. Ikan hasil tangkapan nelayan toboali dan sekitar amat segar dan makin terasa istimewa dilidah ketika diramu dalam bumbu masakan khas Toboali lempah Kuning. Lempah Kuning adalah makanan khas daerah Toboali. Sekali coba langsung ketagihan. Apalagi tanggal 28 hingga 30 Juli di Toboali ada kegiatan pesta budaya yang menjadi agenda nasional kementrian Pariwisata dan Pemda Bangka Selatan, yakni Toboali City On Fire (TCOF) yang diharapkan mampu mengeskalasi pariwisata Toboali Bangka seltan khususnya dan Babel pada umumnya.. 

Di daerah Toboali Bangka Selatan, ada kawasan pelabuhan Sadai yang kini menjadi daerah yang direncanakan Bupati Bangka Selatan H. Justiar Noer sebagai sebagai kawasan industri baru untuk mengeskalasi pertumbuhan ekonomi. Kawasan industri Sadai menjadi usaha Bupati Bangka selatan untuk mengangkat sektor kelautan dan pariwisata. Jalan tembus yang menghubungkan Toboali dengan kawasan industri Sadai saat ini sedang berjalan yang tentunya amat butuh dukungan dari bapak selaku Presiden Indonesia.Sebagai warga bangsa saya sungguh-sungguh berharap, Bapak selaku Presiden bisa " ngayau " (Bhs Toboali : berkunjung) ke Toboali.

Mengakhiri tulisan ini saya berharap di usia Bapak yang ke 56 tahun ini Bapak tetap amanah dalam mengemban kepercayaan yang diberikan rakyat saat di TPS pada Pilres yang lalu. Semoga Pak Jokowi selalu sehat, bahagia, rendah hati, sederhana dan sehingga tetap istimewa di hati rakyat Indonesia sepanjang masa. Ngomong-ngomong, jadi kapan nih Pak Presiden bisa ' ngayau " ke Kota Toboali? Kami tunggu Pak Presiden. Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)

Toboali, Bangka selatan, 21 juni 2017

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline